Gallery





 Peace Village
Media: Cat minyak on Kanvas 40cm x 60 cm 

Sebuah lukisan keduaku di atas kanvas di tahun 2005. Untuk lukisan yang pertama dan ketiga belum sempat kuabadikan karena sudah lebih dulu terkirim untuk keperluan lomba Tingkat Nasional, sebenarnya panitia sudah mengirimkan sertifikat buku dokumentasi kumpulan karya, tapi bukunya rupanya hilang saat aku pindah rumah. 
 Untuk lukisan yang ini menggambarkan lingkungan pedesaan impianku masa itu. Seperti umumnya anak SD menggambar pedesaan adalah sebuah kegemaran, dengan barisan gunung, pohon, sawah dan sungai..

 Dream House
Media: Cat minyak on Kanvas 40cm x 60 cm 

Karya saat aku kelas 6 SD di tahun 2006. Awalnya aku hanya menggambarnya di kertas ukuran A3 saat kelas 4. Saat itu pelajaran seni lukis. Pengajarnya masih muda dan tampan. Pak Soni namanya, aku masih ingat itu. Progres menggambarku bisa dikatakan meningkat pesat setelah aku mengenalnya. Bahkan mulai beralih ke gambar-gambar bangunan dari pada pemandangan gunung dan sawah seperti kebanyakan lainnya. 

"Mau jadi arsitek ya?"tanya pak Soni.
"Arsitek?"sahutku balik bertanya. Aku sering mendengar kata itu. Arsitek. Namun aku tak terlalu tahu apa sebenarnya itu. Pendesain rumah, itu yang kutahu.
"Iya, arsitek, perancang rumah dan bangunan yang bagus-bagus itu. Saya lihat kok kamu suka gambar rumah." jelas pak Soni.
"Iya, Pak, saya mau jadi arsitek."jawabku penuh semangat. Sejak itulah aku mendapatkan cita-citaku. Awalnya aku selalu bingung, sebenarnya aku ini ingin jadi apa nanti setelah dewasa. 

Presiden, Dokter, Guru, Pilot, Tentara, Polisi. Semua temanku rata-rata memiliki cita-citanya masing-masing, sedang aku tak memilikinya, sejak mengenal pak Soni itulah, akhirnya aku tahu, apa yang bisa aku lakukan. Aku tak bodoh dalam menggambar seperti yang kukira di kelas 3(karena hanya mendapat angka 6 dari guruku di saat teman-temanku mendapat angka 7 dan 8 bahkan 9). Dengan datangnya guru seni lukis yang satu itu, aku menjadi lebih optimis. Oleh karena itu, saat aku hendak lulus dari SD, aku menggambar satu rumah ini yang pernah kugambar di kertas biasa. 

Ini hanya rumah sederhana, bahkan modelnya pun banyak di buku-buku pelajaran, sangat umum. Namun bagiku ini adalah rumah spesial. Rumah penuh kenangan. Rumah penuh harapan
Sebuah lukisan rumah yang pada akhirnya mengantarkanku ke jenjang pendidikan lebih tinggi, sebuah universitas dengan jurusan Arsitektur.


Green Waterfall
Media: Cat minyak on Kanvas 40cm x 60 cm  

Obyeknya adalah Coban Baung di Purwodadi-Pasuruan. Pembuatan tahun 2008 untuk tugas kesenian SMP. Setelah selesai proyek Karya Ilmiah Remaja di sana, fotonya kujadikan obyek lukis dengan sedikit editan suasana. Ini salah satu lukisan favorit kakakku yang autis, sebenarnya 2 gadis itu awalnya hanya sekedar kontras dalam gambar ini. Tapi  rupanya kakakku itu berpikir itu adalah dirinya dan aku yang sedang duduk bersama. Kakakku adalah apresiator yang paling menyenangkan dan selalu memotivasiku untuk kembali menggambar.. 
 
 
The Horse Land
Media: Cat minyak on Kanvas 40cm x 60 cm 

 Tugas akhir mata pelajaran kesenian SMA tahun 2010. Diambil dari foto dalam buku Holland,  ini juga, dari banyak foto yang ada di buku kumpulan tempat wisata itu gambar ini yang aku pilih karena ini merupakan foto favorit kakakku. Dalam proses pembuatannya, banyak kenangan juga yang ada.
 Lukisan ini selalu mengingatkanku pada masa terbaik SMAku. Seperti seorang asisten guru, beberapa temanku meminta saran dan bantuan dalam pembuatan lukisan mereka, terutama 3 cowok yang duduk di belakangku. Mereka bertiga adalah teman terbaik yang pernah kukenal sejak SMP. Teman-teman yang selalu heboh di belakangku dari dulu dengan berbagai tingkah dan gurauannya.

The Winner
Media: Pensil warna on A3 paper
Pertama kalinya aku belajar menggambar wajah manusia saat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Seni Lukis di SMA. Dengan guru yang biasa disapa dengan Pak Nanang, aku belajar banyak darinya. Mulai dari teknik menggambar manusia dan juga gambar teknik yang sangat membantuku di dunia perkuliahan.
Lukisan ini dari sebuah foto acara Cak dan Ning di SMA. Pemuda itu adalah pemenangnya. Ia, salah satu cowok yang sering heboh di bangku belakangku berhasil meraih juara 1 dan membuat banyak siswa putri mengidolakannya. Sebuah kebanggaan juga untukku bisa mengambil foto ini.
Tak menyangka, dengan menggambarnya, untuk pertama kalinya dalam hidupku, bahkan mungkin terakhir kalinya, aku mendapat nilai A+ dari seorang guru.
"Ini karena ada aku disitu."kata cowok itu dengan bangga.

 The Eye River
Media : Pensil warna on A3 paper
Mata adalah jendela kehidupan. Ia bisa melihat segalanya. Menangkap ekspresi tiap wajah manusia. Melihat proses bagaimana tangan menopang sesuatu, bagaimana kaki menumpu, bagaimana sklus hidup berputar. Alam semesta, manusia, semua bersatu.
 Javanesse Girl
Media : Pensil warna on A3 paper

 Selama liburan seusai perpisahan sekolah SMA di tahun 2010 itu aku mencoba kembali belajar menggoreskan pensilku membentuk sebuah wajah, belajar meningkatkan ilmu dasar lukis naturalis, yang menjadi kunci utama yang harus dikuasai oleh seorang pelukis.

Dari lukisan ini, ada sesuatu yang menjadi aneh. Aku menjadi kedatangan banyak mimpi aneh hingga banyak kejadian kebetulan yang juga aneh. Untunglah semua tetap baik-baik saja.
Mimpi akan sebuah tempat yang asing dan begitu terlihat unik, yang terus datang , hingga aku mengingatnya di luar mimpi itu, kini pun aku sudah menemukannya di Kraton Yogyakarta. Mungkin itu sedikit pelajaran kecil, dimana aku perlu mengenal lebih dekat bagaimana sosok Java yang begitu rumit itu.

Cozy Living Room
Media : Pensil warna on A3 paper  

 Pelajaran gambar teknik dari Pak Nanang di kelas kesenian. Sebuah
 pelajaran yang semakin memotivasiku untuk masuk ke dunia arsitektur, yang kini aku baru sadar, bahwa dunia itu begitu rumit. Tak sekedar rumah, tak sekedar bangunan. Terlalu banyak hal yang harus dipikirkan. Hingga kadang aku merasa seperti sedang salah jurusan. Tapi itu adalah tantangan, dan aku harus menuntaskannya!

Dancing Fish
Media: Cat Poster  on A2 paper

Menggambarkan bagaimana tarian ikan yang menyatu dalam dunia air yang bersifat dinamis namun juga tenang. Ia bersifat lentur, luwes dan anggun. Dibuat tahun 2010 untuk tugas kuliah Desain Matra. Meski hanya dalam sebuah exhibition lokal, di area kampus tapi menciptakan karya yang berhasil mendapat predikat Karya Terfavorit, itu adalah kebanggaan tersendiri untukku.

Proses pembuatannya tak terlalu panjang. hanya kurang lebih 3,5 jam. Pengerjaan malam itu, H-1 pengumpulan tugas. Aku baru mengerjakannya 10% dari keseluruhan. kemudian aku ketiduran. Tidur dengan tenang. Dalam mimpi telah menyelesaikannya dan melihat hasilnya yang nampak indah bagiku. HIngga kemudian tokek dalam rumah kosku akhirnya berseru. Aku terbangun, lantas segera shock gambar itu belum jadi. saat itu pukul 2 dini hari. Padahal kawan-kawanku perlu menyelesaikannya gambar semacam itu berhari-hari. Aku yang berniat lembur malah enak-enakan tidur.  Padahal pengumpulannya di pukul 7.30 pada hari itu. So, aku segera ngebut. Beruntung pukul 5.00 semua sudah beres.  Itu juga kejutan untukku. Tak menyangka memiliki sebuah power spesial, The Power of Kepepet

Masjid Malang
Media: pensil warna on A4 paper 

Masjid Agung Jami' Malang di Alun-alun Kota Malang. Melengkapi tugas mata kuliah Desain Matra II. Beramai-ramai ke alun-alun bersama teman-teman baru di tahun 2011. Berguna menunjukkan bagaimana proporsi dan hirarki bentuk bangunan terhadap skala lingkungan vegetasi yang ada setempat.

 Orange
Media: Cat air on A3 paper
Entry skill pada awal unit kegiatan Archiart Lukis. Pengenalan karakter media.Setiap mahasiswa peserta diberi satu obyek sama dan melukiskannya dalam perspektif dan karakter masing-masing. 
 A Lonely Girl
 Media: Cat air on A4 paper

 Perasaan kesepian ketika liburan, rasanya seperti tengan berdiri sendirian dengan kaki telanjang di bahan hujan angin kencang saat musim gugur. Merenungi diri, bertanya pada rumput yang bergoyang di tepi sungai. Tak ada yang menjawab, tak ada yang mendengar. Just being lonely.
The Lake
 Media: Cat air on A3 paper

 Masih dalam kegiatan Archiart Lukis. Menggambarkan bagaimana sisi khas danau di pulau Dewata itu. Atap tingkat menjulang tinggi. Siluet pegunungan. Air yang tenang. Semua tentang ketenangan.
Teratai Tugu
Media: Cat air on A4 Paper

Rumpun teratai di kolam Tugu Alun-alun Bundar Kota Malang. Teratai Merah Putih simbol bendera Indonesia dan unsur kehidupan. Gambar dibuat untuk sebuah exhibition  di MX Mall Malang 3-5 Februari 2012
Tuan Pemulung
Media: Cat minyak on Kanvas 30cm x 30 cm

Ekspresi rakyat Indonesia untuk Exhibition bertema Kesenjangan Sosial, at  MX Mall Malang 3-5 Februari 2012



Mother
 Media: Cat air on A4 paper

Penggambaran suasana saat seorang ibu dan kedua anaknya dalam pakaian tradisional Belanda
Sebuah kerumitan dalam kesederhanaan.





  








 Delapan gambar di atas adalah sejajaran gambar dalam tas lukis sebagai merchandise dalam acara Dies Natalis Jurusan Arsitektur Universitas Brawijaya ke-29 pada tanggal 25 Agustus 2012.
 
Love is..
 Media: Cat minyak on kanvas 30cm x 40cm 

Air adalah lambang kehidupan dan kesucian, dan teratai adalah kelahiran dan keabadian ..
.. lalu sepasang teratai adalah lambang cinta,.. sebuah kesucian atas lahirnya cinta abadi.. Saat bunga-bunga di atas air itu berwarna soft.. dimana itu adalah warna pink, ia menunjukan sebuah inteligen, ia bersifat menyatukan, merah dan putih..

Sesuatu yang menarik memanggil sebuah semangat untuk berharap.

Life is Never Flat
Media: Cat minyak on kanvas 40cm x 60 cm



Terkadang posisi kehidupan seseorang berada di atas terkadang di bawah. Kadang ia di titik terang tetapi kadang juga di titik gelap. Sekali waktu ia terlihat beruntung dan bahagia melesat ke puncak tertinggi, namun sesungguhnya bisa jadi ia tengah terpuruk dalam kejatuhan, begitu pula sebaliknya.



Akan tetapi dalam hidup manusia tak pernah sendiri, tiap insan selalu terakit untuk saling menopang satu sama lain.


Rumah Toraja
Media: Cat air on A3 paper

Sebuah keunikan dan ketelitian Arsitektur Nusantara. Seni abadi yang menjadi aset kekayaan bangsa Indonesia. Sebuah mahakarya penuh makna.
Untuk Pameran bertema Arsitektur Nusantara Lustrum VI Arsitektur UB 22-30 Agustus 2013

 Lengge
 Media: Cat air on A3 paper


Struktur dan Gaya Arsitektur Nusantara yang begitu istimewa. Bentuk keselarasan alam yang tak menyiksa bumi, mempertahankan ruang terbuka penyerap air. Pemanfaatan material lokal yang menarik.
Untuk Pameran bertema Arsitektur Nusantara Lustrum VI Arsitektur UB 22-30 Agustus 2013

 Arjuna dan Srikandi
Media: Cat minyak on tas kanvas (Agustus 2013)

Gambar yang sudah umum ini kembali di re-draw untuk sebuah alasan. Yaitu disaat aku mendapatkan seorang teman dekat baru yang sangat menyukai tokoh ini. Ia mengajarkanku banyak hal tentang hidup. Ia tak sempurna memang, ia pun memiliki banyak cela di mataku. Namun ia juga seseorang yang banyak membantuku. Setidaknya kami memiliki tujuan yang sama. Meraih sebuah bahkan banyak kesuksesan. Melihat dua tokoh itu sepertinya tak jauh beda. 

Sebuah kebetulan ketika tiba-tiba teman itu, yang baru pulang dari kampung halamannya membawakanku sebuah gantungan kunci Arjuna-Srikandi, tepat saat aku baru menyelesaikan gambar ini.


 Golden Dream
Media: Cat air on A3 paper (Agustus 2013)

Sebuah mimpi yang menyesakkan. Yang tak mampu terlupa. Ada sebuah keramaian asing yang sulit diartikan. Semua memandang dengan tatapan tajam senja itu. Tanah lapang di sisi jalan terasa nampak sangat hampa. Aku hanya terdiam terpaku di tempatku. Tak tahu kemana aku harus berjalan. HIngga kemudian pemuda itu muncul. wajahnya samar diterpa kilauan mentari. Hanya mendengar suaranya. Ia akan mengantarku pulang katanya. Ia pun berjalan di depanku, menunjukkan padaku jalanku. Dalam guguran daun keemasan, aku kembali tenang. Berharap suatu saat aku benar bertemu dengan pemuda itu. Yang telah singgah dalam mimpiku untuk kesekian kalinya, yang selalu menyesakkan tidurku, yang hanya selalu seperti itu, tak pernah berbalik.
 
Brown
Media: Cat air on A3 paper

Sebuah lukisan sederhana tentang hewan ksatria favorit seorang teman. Untuk hadiah ulang tahunnya yang ke 20  pada tanggal 15 September 2012.

Potret: Budi
Media : Cat minyak on kanvas 40cm x 60cm (April 2013)
Swan River
Media : Cat air on A4 paper (Februari 2014)

Sebuah penggambaran atas kesendirian dan harapan. Masa depan yang terasa samar. Namun diri tetap ingin memiliki cita-cita itu. Berusaha untuk tetap tegar mengembangkan sayap.


Focus Eyes
Media : Cat air on A4 paper (Februari2014)

Ingin punya binatang peliharaan ini.. tapi sepertinya tak mungkin. Ntah mengapa aku menganggap harimau itu keren. Ia tampak begitu tampan. Selain itu ia adalah sahabat dari kakek-kakekku dari dulu (kakek, buyut, canggah, dst). Terlalu banyak cerita tentang sifat kepahlawanan harimau itu dari mereka membuatku turut mengidolakan binatang ini.


Potret: Sonda
Media : Cat minyak on kanvas 40cm x 60cm

Ini lukisan pertama aku belajar menggambar wajah di atas kanvas. Aku pakai fotonya karena diantara banyak foto yang aku punya, wajahnya yang palin bagus dalam arti mudah digambar menurutku. Sempat terbengkalai dari bulan Maret 2013 dengan bajunya yang tak finish.  Baru berhasil kuselesaikan Februari 2014 ini setelah mengumpulkan banyak energi dan niat.
About him, ada beberapa hal tentang dia yang sekarang jadi menggangguku. Kini lukisan itu ada di rumah dan aku bingung lukisan itu harusnya kuapakan sehingga aku jadi memajangnya di kamar, dan tak kusangka itu membuatku jadi merasa aneh tiap kali bertemu orangnya secara langsung..  :-O

Sketch






Chad Michael Murray





Febby Mutia

Liam Payne

Under Flyover

Arjosari Flyover
Louis Tomlinson

No comments:

Post a Comment