The star has come back

The star has come back

Not expected

I was sitting on my place

Everyone around me were surprised

Focus on someone behind me

I turn back

While someone greet me nicely

He was smiling

So cool

Asking, “What are you doing?”

I was dumb founded

Shocking

Then he walked away

I just relized it

The star has come back

With all his charming

A perfect magic

Short Journey Keraton Yogyakarta: Museum Kereta

Bentuk bukaan jendela pada koridor museum

Lemari koleksi pakaian kusir

Dari keraton bagian Utara, perjalanan berlanjut menuju Museum Kereta yang masih di kawasan keraton. Berbicara tentang mimpi yang lainnya, terhubung atau tidak dengan tempat yang kudatangi ini, tapi dengan mendatangi tempat ini aku jadi teringat sebuah peristiwa di masa lalu juga. Saat dimana aku belajar menulis sebuah cerita fiksi. Dalam cerita itu aku ingin melukiskan suatu keadaan ketika sang tokoh utama berkunjung ke Jepang. Aku mencari banyak informasi mengenai tempat wisata di Jepang dan festival-festivalnya. Hingga aku teringat tentang sebuah majalah, Intisari edisi edisi Oktober 1985. Majalah lama milik kakekku yang masih terawat dengan baik. 

Short Journey Keraton Yogyakarta 1

Ini bukan pertama kalinya aku mengunjungi  tempat wisata ini, Keraton Yogyakarta. Dalam perjalanan kali ini yang kukunjungi adalah bagian Utara keraton.  Perjalanan ini kulakukan dua tahun lalu. Untuk mengunjungi keraton bagian Selatan , kulakukan itu sekitar delapan tahun lalu, ketika Study Tour SMP.

Saat memasuki kawasan alun-alun utara, yang saat itu penuh banyak orang, ntah kenapa untuk sesaat bagiku tempat itu begitu hening dan sepi. Aku tak tahu apa itu dan saat itu aku juga tak terlalu peduli. Hal seperti ini tak asing bagiku. Seperti umumnya, aku dan seorang temanku membeli tiket masuk lantas mulai berjalan mengamati keunikan arsitektur bangunan di dalam area itu.

  

 

Siang itu, sekitar pukul 13.48, lokasi ini tak terlalu ramai. Sedikit mendung juga. Kami berdua memasuki area pagelaran. Sekali lagi, untuk sesaat aku tertegun dalam kebisuan. Déjà vu, Déjà visit, atau sebutan lainnya, apa pun itu, bagaimana caranya aku tak tahu, tapi aku pernah ke tempat ini dalam mimpiku. Seandainya karena pernah melihatnya dalam foto, aku sendiri bahkan hampir tak pernah peduli dengan tempat ini dulu. Jadi aku tak pernah mencari dan melihat foto apa pun tentang tempat ini. Tapi mimpiku saat SMA itu memperlihatkan detail-detail tempat ini.

Satu Detik Kerinduan

Ada kala ku merasa biasa saja

Ada saat aku melihatmu tak keren

Bagiku sosokmu bukan hal menarik

Namun ada waktu aku merasa bersalah

Seakaan telah bermain dan memanfaatkan

Sesungguhnya aku tak ingin

Aku berusaha keras untuk tak memanggil lagi

Menahan diri sekuatnya untuk tak lagi mengganggu

Berpikir aku mampu dengan caraku

Mengira aku bisa dengan orang lain

Menetapkan, banyak orang yang dapat membantuku berjalan

Akan tetapi aku menyesal, semua tak benar

Karena hanya kau yang memiliki segalanya

Hanya padamu aku kembali memanggil

Pada akhirnya ada satu detik untukku merindukanmu

The Kites

That day we met
We sat side by side
Talking about the future
Telling our dreams

Remembering about the kites
You want to have one
And you promised me
You're going to share,
get one, beautiful kite
one for me

* Together with the wind
Flying, hovering
Our kites
Streaking high
We are happy
Laughing
We meet again

If tomorrow we say goodbye
You and I are far apart
We no longer carry on a little talk
So let this heart
Let this feeling be the one

who fly together
Being our kites soul
We meet in the air

* Together with the wind
Flying, hovering
Our kites
Streaking high
We are happy
Laughing
And we meet again


And our hearts being together again


And when later
If in the end that kites
None of them I received from you
So I hope, the winds be the one,
greet your kites
bring my regards
For you


I will miss you
Missed the moment we met...