2013-03-12

AN OTHER LIFE: KAZA, HE'S MY TRUE LOVE.. (Part1)


Angin bertiup kencang sore itu. Langit tampak mendung dan suram menyelimuti keheningan rumah tua tersebut. Sebuah bangunan dengan luas  lebih dari 1000m2 di atas tanah berkisar  1800 m2. .Dengan atap tumpuk dan jendela-jendela jalusinya saja sudah terlihat jelas jika itu adalah bangunan bekas colonial. Ditambah lagi dengan plafon tinggi dan banyaknya selasar menjadikan kekhasannya semakin kuat.
Ketukan sepatu wanita tua itu sedikit menggema saat menyusuri koridor bercabang tiga dalam rumah. Hingga perlahan lenyap oleh sahutan suara beberapa gadis remaja diruang tengah. TV yang menyala disudut ruang tampaknya sedikit terabaikan oleh gurauan mereka. Hingga sesaat mereka pun terdiam melihat sosok wanita tua tersebut. Suara TV kini menjadi pemenang.

2013-03-05

Bertahan


Terik
Ku berdiri dihimpit
Terpaku dalam sengatan
Bertahan
Menunggu

Mengingat akan bintang
Kucoba itu
Mencoba percayai akan mengubahnya
Kehangatan akan menghampir
Menyingsing terik getir

Terus bertumpu di kaki ini
Berharap
Seakan menanti kerlip bintang
Kala raja langit berkuasa di atas kepala

Hingga kuberlari
Pada ujung penantian berdebu
Ingin pergi
Ingin menyerah
Mencari tempat itu
Dalam kira smua kan lebih cepat tiba dalam larian

Dan kukembali  tuk menunggu
Lagi
Kembali di titik awal
Tuk menemukan setitik darinya
Kembali bertahan
Hanya untuknya
Titik bintang
Yang tak kan jadi sia
Yang berakhir melukis senyum
Cemerlang membiru di hadapku

Kasultanan Ngayogyakarta




Lambang Kraton               : Praja Cihna 
Diambil dari bahasa sansekerta Praja (Abdi Negara) dan Cihna (Sifat Sejati). Secara harafiah,  Praja Cihna bisa diartikan Sifat Sejati Abdi Negara.

Makna Lambang Keraton Yogyakarta :


1. Warna:
* Warna Kuning dan Keemasan : Simbol Keluhuran
* Warna Merah : Simbol Keberanian
2.Aksara Jawa "Ha" dan "Ba", singkatan dari Hamengku Buwono, gelar kesultanan Yogyakarta yang berarti mengayomi bumi.
3.Mahkota sebagai simbol Pemikiran, Pemerintahan, Kepemimpinan
4.Sumping(hiasan telinga) simbol kewaspadaan dan kebijasanaan
5.Sayap lambang perlindungan, pemeliharaan menuju tatanan kehidupan bernegara dan bermasyarakat yang lebih baik.

Makna dalam:
LAR utawa swiwine peksi garuda kang megar, minangka gegambaran agung lan wibawane praja sarta sang nata. Swiwi garuda megar, sanggite keagungan sarta kawibawane karaton –dalem sarta salira –dalem. Kanthi madhep, manteb, teteg, sawiji, greged, sengguh ora mingkuh anggone gasata pusering nagari-dalem, cihnane panentrem, pangayem, pangayom.

artinya :

Sayap burung Garuda yang mengepak lebar menggambarkan keagungan dan kewibawaan keraton (sebagai lembaga eksekutif, ) yang tegas, mantap, kuat, total , dinamis, optimis dan pantang menyerah, dalam membawa kemakmuran / kesejahteraan Negara- rakyat, sebuah sifat wajib seorang pemimpin, dan penentram, pelindung.

Berdiri tahun 1755 by Pangeran Mangkubumi Sukowati(Raden Mas Sujana) dengan gelar Abdurrachman Sayidin Panatagama Kalifatullah/Hamengku Buwono .
Didirikan setelah Kerajaan Mataram Islam melewati:
       Perang Suksesi I (1703-1708)
       Perang Suksesi II (1718-1723)
       Perang Suksesi III (1746-1755) berakhir dengan Perjanjian Giyanti

KETIKA SENJA


C                                       G
Ketika senja menyapa
                  Am                           Em
Dawai melodi terpetik sendu
F                 C                          Am         Em
Nada-nada api terngiang dalam jiwa
F          C           D                   G
Bayu hangat pun menyapu raga
G                                         Am
Ruang gelap nan pengap
                        F      C             E
Berselimut debu nan usang
F              C             Em
Bak sukma diri ini
F              C             Em          E
Kian jauh dari surya cita

Merenungi setiap jejak tercipta
Meninggalkan sejuk embun fajar
Yang tlah lama terlupa

Masih adakah setetes air cinta
Masih tersenyumkah bintang malam
Masih adakah setitik cahya hati
Yang kan menyambut hati
Yang kini sendiri
Dalam kabut gudah tanpa kasih
Yang smakin kabur dalam zaman

FEELING


Let me tell you my feeling
The comet is inside my heart
It can be a blaze
With the fire fly in the sky

This hand, this finger
Like a dove who always fly
Try to reach gems on the rainfalls
Which so shiny
Like a waterfalls in the heaven
                                         
I always wanna close to you
But it’s like an ant voice
Which the crow never heard
As my love
Which never know when it’s responsed
Thus I know can love you
Is the best feeling

DIMENSIONS: 2.HARI – HARI DI SEKOLAH


7 Oktober 2019. Pagi telah tiba. Tampak Andrea yang tengah sibuk bersiap ke SMUnya. Kaca jendela masih basah oleh hujan yang barusaja mereda. Hari tak terlihat cerah seperti biasanya. Musim hujan kini mulai berkuasa kembali setelah beberapa tahun ini jarang datang. Termasuk menguasai pikiran Rea yang selalu saja gelisah akan mimpi-mimpinya yang tiada henti mendatanginya dengan gambaran aneh.

DIMENSIONS : 1. PIKIRAN KACAU ANDREA


Malam begitu sunyi. Desiran angin sangatlah dingin menerpa. Dedaunan, pohon-pohon,basah akan hujan yang barusaja berhenti. Suasana semakin gelap di antara lengkingan sekelompok kelelawar.
Di antara keheningan sesaat, terdengarlah secara tiba-tiba derap langkah kuda dari kejauhan. Diamati dari riuhnya suara tersebut, jelas sudah ada banyak pasang kaki yang berlari di tengah rimba itu.
Detik-detik telah berlalu, menit pun berjalan.Suasana tetap tak berubah. Suara tak berupa itu pun lenyap perlahan di antara guguran daun yang tertiup angin kencang.
@@@
“Hai!” sapa Andrea, seorang gadis yang masih duduk di bangku SMU Kharist – sekolah bertaraf internasional yang mayoritas bermuridkan para warga asing yang mulai menetap di Indonesia. Gadis berambut ekor kuda itu pun langsung meletakkan tasnya di atas meja.
“Hai juga!” sahut Irene dan Lilyan seraya menyingkirkan buku yang ada di mejanya.
“Buku apa itu? Covernya aneh sekali.” tanya Andrea yang akrab disapa dengan nama Rea.
“Aku juga tak tahu. Kutemukan itu di jalan.”Jawab Lilyan yang berwajah oriental itu.
Svãňdiq Hëistrý” ucap Rea mengeja huruf yang tertulis pada cover buku tersebut. Sebuah buku yang nampaknya sudang tua dan using, yang memiliki ketebalan sekitar 600 halaman. Bahasa yang tertulis pun menggunakan bahasa asing, yang dapat dipastikan bukan bahasa Inggris, Perancis, Jerman, atau Belanda yang biasanya digunakan meski nampaknya terdapat kemiripan kata. Intinya buku itu tak dapat dimengerti sama sekali dan tak masuk dalam bahasa pikiran Rea.
Caśeśa miȑecla gowan Ȍude ŕein” itulah kata yang tertulis dibawah judul. Kata yang tercetak dengan font yang sangat kecil dan tipis.
“Apa kau tahu apa artinya ini?” Tanya Irene  pad area yang Nampak memandangi tulisan itu dengan sangat serius.
“Liliyan yang jenius dan mengenal banyak bahasa saja tak mengerti, apalagi aku!” jawab Rea santai.
“Hmm.. kenapa harus aku yang dikaitkan?” sahut Lilyan
“Karena itu kenyataannya.” Jawab Rea
“Aish.. Hmm.. ngomong-ngomong apa kau masih sering mendapatkan mimpi buruk itu?” sahut Lilyan kemudian berganti topic. Andrea yang mendapat pertanyaan itu pun mendesah.
“Ya, mimpi itu masih sering muncul. Dan selalu tanpa ujung, tak pernah memiliki akhir yang jelas.”
“Apa mimpi itu tak pernah berubah ceritanya sedikit pun?” Tanya Irene
“Mm.. seingatku sempat sekali berubah, aku mendengar bisikan. Tapi tak jelas berkata apa.”
“Kau tak ingat saam sekali?”
“Yang aku ingat sepertinya berbunyi Rhu Risen Reis. Tapi tak jelas itu dari belanda,jerman atau inggris. Ya aku rasa senasib dengan bahasa di buku ini.”
“Hmm.. kalau begitu aku rasa perlu dicari tahu!” sahut Lilyan. Sejenak kemudian gadis dengan rambut panjangnya yang tergerai hitam mengkilat itu pun beranjak bangun dari duduknya.
“Kau mau kemana, Lee?”
“Aku hanya pergi sebentar.”sahut Lilyan sedikit terburu-buru.
@@@

Di dalam sebuah ruang berdimensi 20m x 25m itulah Lilyan terhenti. Ruangan yang hampir dipenuhi deretan rak buku dan meja baca yang tertata rapi. Plafonnya cukup tinggi, 5 meter dari permukaan lantai. Berdinding tebal dengan jendela berdaun ganda, panel jalusi dan panel kaca.
Di tengah ruang bangsal colonial itulah Lilyan menyusuri rak perpustakaan di bagian khusus kamus. Membuka isi dari buku-buku tebal itu, mencari kepastian.
“Hm.. tak bisa disambungkan, terlalu aneh!” gumamnya.
“Lee Yue Xi!” tegur Irene yang diam-diam mengikuti Lilyan, diikuti Rea.
“Jangan katakan kau sedang mencari arti kata dalam mimpiku!”ujar Rea.
“Mm.. kalau ya memang kenapa? Aku hanya merasa pasti ada sesuatu di mimpi itu, ada maksud tertentu.” Jelas Lilyan.
That’s enough, jangan terlalu memikirkannya. Itu hanya mimpi.” Kata Andrea Arista Holtz, sedikit menegaskan.
“Ah.. Allright then..”
@@@
Mereka pun kembali berjalan menuju kelas. Melewati koridor taman pergola di tengah area sekolah. Mengisi langkah demi langkah dengan banyak kata yang bias diobrolkan.
“Oh ya Re, How about your holidays? Kau sudah melihat kota kelahiranmu? Apa Haywards Heath kota yang bagus?” Tanya Irene Maylina Dhini, gadis asal Sunda yang sudah lama tinggal di kota Malang ini.
Yeah, indeed, It’s wonderfull, so beautiful.”jawab Rea dengan wajah yang kurang bersemangat. Ia nampak tak focus kali ini.
You said it’s wonderfull, but your face looks so bad! Any sth wrong?” tegur Lilyan
“Ah, tak ada apa2. I’m fine. Everythings okay.” sahut Rea sedikit tersentak.
“Baguslah jika semua baik2 saja, lalu ngomong2 apakah kau juga pergi ke stasiun Heath? Kudengar disana sedikit horror.”
“Mm.. disana..” Rea kembali tak konsentrasi pada kedua sahabatnya. Terlihat jelas pandangannya yang sedang terlayang jauh pada sesuatu yang baru saja berlalu di hadapnya.
“Rea, hallo! Apa yang kau lihat? Kami memintamu bercerita, bukan memandangi Zavis!” protes Irene.
“Ah, forgive me! Mm.. aku tak melihatnya..” elak Rea sedikit salah tingkah.
Don’t be lie! We’re not blind. Kita tahu apa yang kau lihat.” Sahut Lilyan. Rea pun mendesah.
I just.. I just look at..”
“Look at..??”
“.. He looks strange, I think, there’s sth on his eyes.. mm.. just looks strange.”
“Do you mean his eyes so attractive, so make you fall in love, so make you can’t be..?”
“It’s not like that!” potong Rea cepat, menyela godaan Lilyan. “Please, jangan bercanda saat serius.” Lanjutnya menjadi badmood lalu berjalan cepat mendahului kedua temanya.
What’s wrong with her?”
“Wo bu zhi dao.”sahut Lilyan seraya mengedikan bahu.
@@@