2015-12-22

Entah..



Ini bukan kisah tentang dia. Bukan soal gadis itu atau pemuda itu. 
Entah apa poin utama cacatan ini, aku pun tak tahu.
Entah. Beribu kali kata itu melulu kulantunkan, seperti robot yang terprogram. Kata yang sama.
Entah. Tumben kata ini hanya berupa tulisan. Tak terucap. Aku bahkan sepertinya lupa cara berbicara.
Lidahku rasanya tersengat, entah oleh apa. Suaraku mengecil sejak aku lupa bagaimana cara berbicara.
Entah. Setelah ini mungkin benar hilang. Sayangnya aku tak bisa hilang juga. Tetap menjadi robot yang baru ter-reset ulang, kembali kosong.
Mungkin sekarang bukan manusia atau robot. Bisa jadi boneka yang tergandeng kesana kemari dengan bibir melengkung senyum, tanpa tahu, apa yang sedang terjadi pada dunia. Bergerak pun seperti puppet. Entah. Tanpa ekspresi yang dapat berubah jelas. Tak bisa mendadak terbahak atau meraung karena sebuah topik.
Dapatkah berubah? Entah. Setidaknya, masih anak manusia. Sekali pun ia cacat, bisu atau pun tuli, setidaknya ada yang yang sanggup bercakap dengannya. Yang mengandung dan melahirkannya selalu bisa mendengarnya, bahkan tanpa bahasa. Hewan pun mengenal komunikasi.
Kalau pun tak di seluruh dunia, tak semua beruntung, namun aku bersyukur untuk berhenti berucap entah, saat seseorang bertanya hal apa yang paling kau benci? Karena aku akan menjawab “tentang wanitaku”.
Kenapa?

2015-12-16

Can't Stop Loving You



Irama dan suara khas Phil Collins memenuhi kamar kecil Alleira dengan lagunya Can’t Stop Loving You. Menemani dua botol kaca berisi lampu beras menyala-nyala di atas meja. Baginya itu adalah kunang-kunang peliharaannya. Dalam temaram lampu kunang-kunang itu Alleira menyisir rambutnya yang sudah menyentuh siku. Seperti penampakan di tengah malam, pandangannya tajam ke satu sudut namun kosong.
Bukan berarti ia aneh, ia hanya menikmati permainan cahaya warna-warni yang mengingatkannya pada lampu hias di halaman kantor gubernur. Lampu-lampu yang pernah sedikit meredakan ketidaknyamanannya. Ya, lagi-lagi tulisan ini tentang cahaya semacam itu, dan nyanyian Phil Collins masih terus terputar berulang. Seperti terputar ulangnya pita roll film hidup Alleira di pikiran gadis itu.
            Pertama kali dirinya menjauh, sedangkan yang kedua ia menatap kepergian orang itu. Memori itu dan suara Phil Collins seakan menyatu selayaknya drama beserta soundtracknya.

2015-12-06

Tanpa Judul, Tanpa Nama 4



Can’t you just stop?”
“Arsa, aku..” sahut Nana begitu lirih nyaris tertelan deru hujan.
“Can’t you just look at me?” potong Arsa. Seorang pemuda tampan dan jenius yang harusnya mampu mengalihkan dunia Nana dari lingkaran Moringa. “Apa kau tak melihat bagaimana dia mengacuhkanmu?”
“Ia mengacuhkanku karena ia tak tahu jika itu aku.” bantah Nana.
“TIdak. Aku tahu, jika kau tahu bahwa ia tahu..”balas Arsa. “Kau dengan begitu percaya diri datang kemari karena kau yakin, bahwa kau mengirim pesan yang pasti akan membuatnya berpikir tentangmu.”
“Tidak. Buktinya ia tak datang. Aku yakin karena ia tak menyadari makna pesanku.”sahut Nana lalu kembali berjalan pergi. “
“Nana!” seru Arsa mengejar lagi gadis itu. “Setidaknya ijinkan aku mengantarmu pulang.”lanjut pemuda itu dan Nana kembali berhenti.
“Apa menurutmu, ia sungguh tahu jika itu aku?”
“Aku tak tahu. Kau yang harusnya lebih tahu. Aku tak pernah tahu bagaimana kalian berkomunikasi selama ini.”
“Kuharap ia tak tahu..sebab jika ia tahu, ia pasti membenciku, aku sudah mengganggunya dengan catatan-catatan aneh itu.”
@@@

2015-12-03

Tembang Kenangan

    Setelah berbulan-bulan penuh topik yang membuat bengong, hari ini topik ringan akhirnya membuat pikiran terasa lebih ringan. Kami berbicara tentang musik, film dan artis dan berlanjut bercerita tentang kenangan masa "muda" kami. Inilah tembang kenangan yang abadi di semua otak persekutuan kami.
    Diawali dengan Teriyaki Boyz, yang selama ini kebanyakan orang menyebutnya lagu pinokio hanya karena liriknya yang berbunyi "How they live in Tokyo" sekilas terdengar seperti pinokio ^-^ Soundtrack Tokyo Drift ini begitu terkenal di dunia penggemar The Fast & The Furious dan para modern dancer pada jaman itu. Namun satu kenangan terlintas di otakku hanya satu,merah kuning kostum yang kupakai bersama beberapa teman di awal kuliah.
   Berikutnya kami membicarakan lagu My Lecon yang dulu membuat kami sempat jenuh saking seringnya diputar hampir di semua tempat. Terutama saat SMP, masa-masa sok-sokan jadi cheerleader pas karnaval. Setelah bertahun-tahun menyukai lagu itu dan merindukannya, kami baru sadar itu lagu Korea :D
     Lagu ketiga dalam playlist kami adalah Lose My Breath yang di videonya begitu sexy. Saat lagu itu terputar teringatlah saat-saat "muda" memakai rompi kresek lalu bergulung-gulung di depan dosen-dosen ^-^ Begitu pula dengan musik berjudul Low.
    Yang paling membuat heboh adalah Dragostea din tei, yang lebih terkenal sebagai nomanomayey. Sampai sekarang tak mengerti apa isi lagu itu. Untuk lagu satu ini yang jelas teringat bagaimana aku "muda" bersama teman-temanku melompat-lompat, menari dengan pom-pom, bersalto dan kayang sampai nginjak-nginjak teman dan menjatuhkan diri di gendongan teman.
     Cerita pun nyambung ke Asereje, yang katanya lagu pemanggil setan. Entahlah kami tak terlalu peduli juga, karena kata setan obrolan pun berlanjut ke film-film horor, khususnya drama Korea seperti Master Sun, Ghost, dan sebagainya sampai ke artis-artisnya. Dulu di kos aku bertetangga dengan penggemar Kim Soo Hyun pemeran Song Sam Dong di Dream High, kini penghuni bangku sebelahku ternyata sama saja. Kebetulan salah satu dari ada cowoknya dan mengaku penggemar Soo Hyun. Namun rupanya ia salah sambung, Soo Hyun yang dia pikirkan adalah anggota SNSD -_-"
    Kawanku yang lain lagi lebih suka Joong Ki yang katanya tampan. Sampai akhirnya aku kembali berpikir ketika ditanya. Aku tak terlalu mengidolakan salah satu artis Korea. Ada pun bukan flower boy.  Tapi Han Hyo Joo.
     "Kamu lesbi?!"
Aku hanya suka aktingnya dari dulu. Selain itu dengan menonton filmnya aku punya alasan untuk menangis sesukaku ^-^ Jalan cerita filmnya Hyo Joo kan kebanyakan mengharukan.
     "Yang cowoklah!"
     "Hm..mungkin So Ji Sub."
     "Apa kerennya?! Dia sudah tua!"
Hm..sekali lagi suka perannya di film. Ia selalu mengambil peran berkarakter yang.. hero banget ^-^
Inner handsome is the number one! That's why I like him. (meski aku tak tahu, bagaimana dia di kehidupan sebenarnya)

    "Hm..iya sih.. Selain itu juga bodynya So Ji Sub bagus."sahut salah satu temanku akhirnya setuju dengan argumenku.
Lalu apa hubungannya So Ji Sub dengan tembang kenangan?
Ada satu lagu korea yang bagiku lucu. Gom Se Mari. Lagu lama dan juga lagu anak-anak. Lebih lucu lagi saat So Ji Sub menyanyikannya di Master's Sun (that's just my opinion ^-^).