2015-10-31
2015-10-25
Aku.. Rindu..
Kupikir ku kan baik saja
Gunung payung takkan jadi luka
Akhirnya kuhanya sendiri
Tetap sendiri
Kupu kertas benangnya patah
Angin temannya kini di mana, entah
Aku hanya diam di sini
Tanpa roda, hanya hiasan lampu mini
Kumenari bersama tinta warna-warni
Kubernyanyi bersama kipas angin
Tak tahu pasti apa yang kuingin
Aku hanya tak bisa kembali
Seperti cangkir, lagi, gagangnya patah
Seperti boneka rajut berdasi merah
Aku ingin jauh melangkah
Jemu terbeku, sampai kapan, entah
Hanya satu
Aku tahu
Aku..
Rindu..
Gunung payung takkan jadi luka
Akhirnya kuhanya sendiri
Tetap sendiri
Kupu kertas benangnya patah
Angin temannya kini di mana, entah
Aku hanya diam di sini
Tanpa roda, hanya hiasan lampu mini
Kumenari bersama tinta warna-warni
Kubernyanyi bersama kipas angin
Tak tahu pasti apa yang kuingin
Aku hanya tak bisa kembali
Seperti cangkir, lagi, gagangnya patah
Seperti boneka rajut berdasi merah
Aku ingin jauh melangkah
Jemu terbeku, sampai kapan, entah
Hanya satu
Aku tahu
Aku..
Rindu..
2015-10-21
Pet
Waktu sudah banyak berlalu. Dua
tahun sungguh jauh berlalu. Tepat dua tahun mungkin.
Hari ini mereka bercerita tentang
peliharaan mereka. Dua anjing baru, kucing baru. Heboh dengan nama Chico
Jerico, Chika Jesica, dan Spicy. Entah apa saja yang mereka bicarakan
berjam-jam hanya hal itu yang kupahami. Roll film di otakku sibuk sendiri memutar
mundur kembali ke tahun 2013. Aku
merindukan Bumi dan Mars.
Cupang. Begitulah mereka berdua
disebut. Bumi biru dan Mars merah. Dua ekor ikan cupang yang sepertinya akan
sulit kutemukan lagi. Bangsa mereka yang identik dengan julukan petarung,
perkelahian, berantem, atau apalah itu, namun yang kulihat dari mereka adalah
sesuatu yang jauh berbeda dari permusuhan.
Bulan Agustus aku mulai mengenal
mereka. Saat itu aku tak punya akuarium selain toples kaca milik ibuku. Itu pun
hanya satu, jadi kusatukan mereka di satu tempat. Saat itu aku penasaran
bagaimana scene ketika cupang diadu. Hari itu bagiku mereka biasa saja, kalau pun
mereka mati karena berkelahi kurasa tak masalah.
2015-10-18
Lupa..
Bahkan lupa pun sebuah anugerah Tuhan..
Selama ini banyak pertanyaan, mengapa Tuhan menciptakan kelebihan dan kelemahan pada manusia?
Banyak hal terjawab, banyak pula yang masih terpandang sebagai gangguan pikiran.
Lupa, salah satu hal yang paling sering disalahkan manusia yang berbuat salah.
Lupa, pelindung manusia yang berdiri di posisi terdepan saat manusia tak ingin disalahkan. Seakan semua sudah paham, jika Lupa memang gemar mengajak kita berbuat salah. Meskipun tak selalu semua kesalahan itu akibat perbuatan Lupa.
Lupa, bukanlah sosok yang buruk.
Lupa, ia bukan penyakit.
Lupa, merupakan sebuah tahapan dalam proses mendapatkan kebahagiaan.
Dengan lupa, hal sederhana dapat tampak menarik bahkan menakjubkan, saat akhirnya kita berhasil berjumpa dengan kata ingat, dengan kenangan menjadi hadiah terbesarnya. Hadiah terbaik yang mungkin tak bisa dinilai dengan materi.
Sepertinya, menjadi lupa bukan masalah besar. Kita tak harus selalu mengingat semua hal. Ada kalanya terdapat hal yang perlu kita lupakan. Tak jarang, karena lupa seseorang dapat terselamatkan dari hal buruk yang bisa menyerangnya jika ia tak lupa.
Apa pun yang terekam alat indera manusia pasti tersimpan baik. Walaupun itu hanya rekaman sepersekian detik.
Yang terpenting adalah kita masih mampu mengingat kembali hal yang terlupakan itu di saat yang tepat.
(Gak papa kok, lupa kalo sedang masak air, masih gak inget meski airnya udah menguap semua sampai kering pun gpp, yang penting inget lagi sebelum ada yang meledak hehe.. ^-^ Terus lagi yang penting bersedia bersihin jelaga di pancinya.. ^o^ *sesat, pengalaman pribadi sih ni)
(Gak papa kok, lupa kalo sedang masak air, masih gak inget meski airnya udah menguap semua sampai kering pun gpp, yang penting inget lagi sebelum ada yang meledak hehe.. ^-^ Terus lagi yang penting bersedia bersihin jelaga di pancinya.. ^o^ *sesat, pengalaman pribadi sih ni)
2015-10-15
Warna
Merah.
Kenapa merah?
Aku merasa tampak semakin cantik dengan merah.
Lalu warna apa yang menurutmu pantas untukku?
Hm..bagiku kau..
Merah, saat pertama kali listrik menyengat dan jari kita sedikit bertemu, tapi itu sudah bertahun-tahun lalu.
Biru, detik-detik pergelangan tangan tergenggam, saat telapak kaki tak lupakan dingin bahari.
Hijau, ketika hangat bersemi, banyak bagian terbaikmu kusaksikan, tentang segala yg mendekatkan kita.
Hitam, setiap kuharus menatap punggungmu mengabur, malam panjang.
Kurasa kau bisa pilih sendiri, mana yang dapat membuatmu nyaman untuk kau sandang.
Bagaimana dengan jingga?
Jingga.. Memang ada yang membuatnya tampak bagus, karenanya kumulai tertarik melihatmu. Namun tentang jingga, ada hal yang membuatku sakit setelah kuingat caramu memandang warna jingga di masa lalu.
Begitukah? Lalu dengan ungu?
Orang bilang warna janda. Kau bukan janda,kan?
Hm..kalau kuning?
Mm..aku tak tahu akankah cocok atau tidak, tapi kuharap ia pancarkan kebahagiaan padamu.
Subscribe to:
Posts (Atom)