2014-08-20

#Curhat: Confusing

Cinta itu membingungkan. Bisa dikatakan plin-plan. Kadang suka kadang benci.
Ada saat tak peduli, tetapi sejenak kemudian merasa penasaran dan ingin tahu. Orang sering berkata "Aku beralih pada B karena ia lebih keren dari A." Tak lama kemudian, "Aku bosan dengan B, C lebih baik orangnya." Belum seminggu sudah berkata lagi, "C itu jelek, sekarang aku bersama D yang lebih tampan."

Padahal A, B, C, dan D pun sesungguhnya tak terlalu berbeda. Barulah saat dia sendiri tanpa siapa-siapa ia akan melihat semua kebaikan A, B, C yang bahkan jika diamati ternyata A, B, C, dan D itu pun memiliki karakter wajah yang sama.

Itu semua karena cinta seperti jaelangkung. Datang tak dijemput, pulang tak diantar. Seenaknya sendiri, mengacaukan kesadaran manusia. Sama sepertiku, mungkin, 7 tahun lalu aku pernah menyukai seseorang. Lalu detik ini aku telah dua kali menyukai orang lain. Ketiganya dari dunia berbeda, karakter kepribadiannya juga bervariasi. Namun satu yang tak jauh berbeda, yaitu wajah. Aku baru sadar mereka mirip. Kata orang-orang yang sudah lama hidup itu ternyata benar.
Tak hanya itu, seseorang yang sudah lama dikenal sejak 8 tahun lalu pun selama ini terabaikan, tak pernah singgah dalam otak dan hati mendadak hanya karena satu kali pertemuan bisa langsung dicintainya. Itulah uniknya cinta yang membingungkan.

Perasaan manusia mudah sekali berubah. Hanya seperti air yang mengalir. Selalu dipengaruhi wadahnya dan kondisi sekitarnya. Seperti angin yang berpindah setiap saat. Ada saat 5 tahun seseorang bisa dikatakan terobsesi pada seorang teman sekelasnya yang bernama H. Padahal 1 tahun sebelumnya ia "gila" pada sahabat H dalam tiga serangkai itu, yaitu si B. Yang satu lagi ia tak terlalu memperhatikannya. Ntah kenapa ia pun tak tahu. Padahal yang satu itu, si T sangatlah keren jika dibanding dua orang yang membuatnya "gila". Itu contoh lain dari anehnya cinta, yang disebut Cinta itu Buta. Tak bergantung pada fisik seseorang, melainkan kepribadian - dalam arti kepribadian yang sesuai dengan individu yang mencintai karena bisa saja si T pun tak hanya keren fisik tapi juga pribadi.

Kebanyakan orang membuat list panjang tentang tipe pria atau wanita idamannya. Kata "tampan" atau "cantik" relatif sering muncul. Bahkan seolah jadi poin utama. Namun kenyataannya, ketika cinta itu datang, ketampanan dan kecantikan itu seakan tersihir lenyap dari kamus mereka. Ketika ada kasih sayang semua tampak indah dengan sendirinya. Itulah cinta dari hati. Bukan sekedar cinta dari mata. Bukan otak, bukan untuk dipikir, tapi hati, cinta untuk dirasakan.

No comments:

Post a Comment