Ini tak ada hubungannya dengan
Romeo dan Juliet. Aku hanya tak tahu, harus menuliskan apa pada kolom judul.
It looks like a big lie. But, I can’t say that I don’t feel it. I feel that
kind of sign.
Perasaan semacam ini, cukup
mengganggu. Seakan aku adalah manusia buruk pikir, yang menjadi sejenis
pengintai seseorang. Menjadi wanita jahat yang gemar mengetes manusia lain dan
tak biarkan mereka bebas begitu saja. Atau menjadi peramal sok tahu, yang
sedang cari bukti bahwa ramalannya tepat. Padahal, saat mendapat jawaban jika
dugaan itu benar, ia masih tak tahu, apa yang sesungguhnya terjadi.
Yes, sometimes, I’m in doubt. Is my feeling really that strong? But so
many signs come to me, being a connection between me and him. Semua
berdatangan secara tiba-tiba saat aku menyentuh benda itu. Seolah smartphone itu adalah bola kristal ajaib
yang mampu menampilkan aktivitas manusia lain di luar sana. Namun, masih saja
aku bersikap aneh, berbicara, bertanya, seakan tak mengerti apa-apa sama
sekali. Mungkin lebih banyak memilih diam tak peduli. Pada dasarnya memang bukan sesuatu yang sangat penting untuk dipikir rumit.
Aku bukan seseorang yang sangat
religius yang mampu menerawang kehidupan di kejauhan. Bukan ahli psikologi. Bukan
pula seseorang yang sangat terobsesi pada orang itu, yang saat aku melihatnya
menjadi ingat sosok ayahku. Entah kenapa sejak dulu aku tak ingin berurusan
dengan orang yang mirip dengan ayahku. Meski akhirnya aku bertemu dan mengenal
dekat orang semacam itu – kuharap pandanganku salah dan orang itu berbeda. Yang
pasti orang itu berkata bahwa aku akhir-akhir ini seperti ibunya yang mampu
mengerti apa yang sedang dilakukan ayahnya. Lantas aku tak mengerti, aku harus
bahagia atau terganggu. Hanya saja, memang hal itu membuat sedikit tak nyaman.
Bukan berarti ayahku buruk, atau
aku tak ingin seperti ibu dan ayahnya. Bagaimana pun ayah dan ibuku pun seperti
pasangan itu. Pasangan lain pun mungkin juga sama. Aku hanya sedang tak menginginkannya
detik ini. Why? Unclear reason.
(◕‿<)
ReplyDelete