2016-06-24

'Pahlawan'


Aku, wanita jahat. Aku, kaya muslihat
Dulu.
Aku pencari pangeran. Yang mengejar pahlawan
Dan masih.
Kau pahlawan darinya. Beralih kau lihat aku, gadis gila yang unik
Kau salah. Itu topengku
Tatkala itu.
Kau berubah. Tanggalkan sayap pahlawanmu.
Beralih meraih kuda putih sang ksatria
“Aku pangeran,” katamu lewat sorot mata itu.
Aku penari penarik simpati yang berhasil menebaknya. Berpikir mengikatmu lalu membuangmu.
Kau, pahlawan bodoh. Kau, pangeran yang tertipu. Dalam pikirku.
Lantas,
“Apa ini? Istana malaikat?” Kau bawa aku ke dalamnya buatku terbelalak
Kau membunuhku dalam diam.
Detik  itu.
Aku mati suri. Ragaku kosong.  Di kamar lowong.
Tak ada kau. Tak ada siapa pun.
Selendangku hancur terbakar. Topengku kandas. Pusakaku hilang.
Aku, wanita tak berwajah. Berdarah. Tanpa kancing keduaku.
Namun masih kau pahlawan di luar sana. Pahlawan yang sesungguhnya adalah pencuri terkejam.
Kau di angkasa mengusung jagad raya di planet seberang.
Kutak berharta di sini. Satu termahal kau curi dalam kediaman itu.
Aku tak  kenal lagi siapa aku. Mungkin aku pengejar pencuri.
Kini.
Yang tak ingin biarkan yang hilang di tanganmu.
Aku harus mengambil lagi kancing perakku.
Kumerangkak ke planetmu. Agar tetap hidup aku.
Akan tetapi, kau adalah pangeran berkuda yang dapat lari kencang.
Kau adalah pahlawan bersayap yang bebas menari di antara bintang.
Kau, sekaligus pencuri tak kasat mata paling ulung.
Kau, yang tak tersentuh dalam sepersekian detik pun.
Yang slalu menghilang dalam malam.
Hitam.
Menenggelamkanku dalam sengatan pekat.
Sekarat.

No comments:

Post a Comment