Terra & Vince ^^ |
Kala angin bertiup. Ronanya menukik relung mata. Menyala. Auranya paradoks.
Raganya seakan melompat-lompat kegirangan. Jiwanya pundung kelabu.
Ingin terbang, selayaknya kupu-kupu. Tak terhentikan.
Sayangnya aku bukanlah pahlawan penyelamat. Lakukan saja apa maumu.
Hanya saja, ikutlah aku! Seburuknya, itu lebih baik di bawah
langit biru. Aku bukan pahlawan. Namun aku mampu jalankan misi ke awan.
Hei, Kau! Jadi kupu-kupu pun takkan jumpa superhero. Terbang
pun takkan selamatkan negeri. Hancurkan kepala batumu!
Tebing dan jurang masih tampak berlian olehmu.
“Ada ruby merah disana, ada besi pedang..aku bisa bahagia
dengan itu..”
Tahukah, kau, jika aku tak lebih dari pencuri ulung? Ikutlah denganku,
lebih mudah caraku. Seburuknya, itu lebih baik di antara bukit berbunga.
“Aku kan mati jika kau gagal.” Aku tahu. “Aku lenyap jika
kau dustai.” Aku mengerti.
Perlahan atmosfer beralih surealis. Pergerakan samar
membayangiku.
Melompat dengan gila. Terbahak dalam hening. Tersedu dalam
satu kedipan. Bersenandung di langkah berikutnya. Apakah dia bayi yang baru
lahir?
Angin masih bertiup tak menentu. Adagio atau presto membingungkan metronome.Sama seperti tiap jengkal tanah yang kulangkahi.
Aku menipunya. Aku tak tahu jalan ke awan atau pun dasar bumi. Aku bahkan tak
mengenal ruby merah. Seburuknya, itu lebih baik di tengah tarian cinta.
No comments:
Post a Comment