2019-02-11

Uang adalah Tuhan Manusia Masa Kini?


Aku bukan pembenci uang. Aku sangat suka uang, dengan uang aku bisa mendapatkan semua yang kuinginkan. Namun apakah uang sumber segala kebahagiaan?
Mengerikan melihat orang-orang masa kini. Sangat menakutkan. Benar-benar menyeramkan. Mungkinkah mereka lupa keinginan dan tujuan hidup sejati mereka?
Seperti sebuah kisah, tentang seorang nelayan dan seorang pebisnis. Pebisnis itu bertanya,
“Tak inginkah kau mengembangkan usahamu? Melanjutkan pendidikan, membuka sebuah perusahaan dan mendapatkan banyak keuntungan?”
Nelayan itu kembali bertanya, ”Keuntungan apa sajakah itu?”
“Kau bisa mendapat banyak uang setelah itu, lalu berlibur dengan keluargamu, bermain dengan anak-anakmu, mengantar sekolah, membelikan mereka apa yang disukai.”
“Jika hanya itu keuntungan yang kau maksud, aku telah memilikinya. Sekarang pun aku bisa setiap hari mengantar sekolah anak-anakku. Bermain bersama mereka, saat liburan, aku bisa tertawa bersama anak-anakku yang membantuku menangkap ikan. Jika aku harus menunggu pendidikan, menunggu perusahaanku besar, itu akan memakan waktu bertahun-tahun, saat waktunya tiba aku akan sudah sangat tua, anak-anakku pun telah dewasa tak lagi sekolah, mereka akan bermain dengan dunia mereka sendiri. Apakah kami yang sekarang terlihat menyedihkan? Bukankah lebih menyedihkan ketika kau mendapati ayahmu terlihat sebagai orang asing karena terlalu sibuk dengan pekerjaan?” tutur nelayan tersebut membuat pebisnis itu pun akhirnya terdiam.
Orang berbondong-bondong mencari uang dengan segala cara. Mencari pekerjaan untuk uang. Berpikir dengan uang mereka bisa bahagia. Namun apakah mereka benar bahagia? Tidakkah mereka lelah? Lalu mereka yang tidak memiliki apa-apa itu, benarkah mereka sama sekali tak bahagia? Atau hanya gengsi mereka yang tak bahagia?
Ketika tetangga memiliki mobil, orang sibuk menyamainya. Mereka akan merasa menderita, merasa miskin, lalu akan menyalahkan orang lain, menyalahkan suami, menyalahkan istri, menyalahkan diri dan semua yang dilihatnya adalah salah. Pernahkah mereka berpikir, bertanya ke dalam hatinya, apakah mereka benar-benar membutuhkannya? Atau hanya gengsi mereka yang membutuhkannya? Jika seandainya mereka tinggal di dalam hutan, tak melihat tetangga, tak melihat TV, iklan dan lainnya, apakah mereka akan berpikir tentang mobil? Apakah mereka sama sekali tak bisa bahagia, tak bisa tertawa tanpa mobil?
Apa yang membuat orang bertikai? Kemiskinan? Bukan. 100% semuanya karena harga diri dan gengsi di jalan yang salah. Sebuah pasangan akan baik-baik saja dalam keadaan bahagia, hingga suatu ketika mereka bertemu pasangan orang lain dan kemudian terobsesi ingin menjadi seperti orang yang mereka lihat. Lalu ketika mereka tak mampu, mereka akan membandingkah dan saling menyalahkan atau menggeser pandangan mereka menjadi berkesan mereka adalah sebuah pasangan yang salah. Lalu pertanyaannya jika mereka tak melihat orang lain itu, apakah mereka akan menderita, apakah pasangan itu benar-benar tak harusnya bertemu? Aku yakin tidak. Bahkan sekali pun mereka bertemu pasangan orang lain itu pun mereka bisa tetap baik-baik saja, selama gengsi mereka dibawah kendali mereka.
 Harta memang sangat dibutuhkan namun itu bukanlah segalanya. Demi harta, demi gengsi, demi jabatan, orang berbondong-bondong membayar dengan jumlah besar untuk sebuah pekerjaan, sebuah jabatan. Dimana otak mereka sebenarnya? Mereka abaikan segalanya demi gengsi. Bukankah kita berkerja untuk mendapatkan uang? Lalu kenapa para manusia sangat gemar meminjam uang ratusan juta bahkan lebih hanya untuk sebuah pekerjaan yang juga ujungnya membuat mereka pusing dengan berbagai masalah yang muncul  kemudian. Orang sibuk bekerja, mengumpulkan harta dengan pikiran untuk membahagiakan keluarga, namun justru ia melupakan keluarganya dengan alasan sibuk bekerja dan membuat keluarganya kecewa. Atau sebaliknya, orang memaksa anggota keluarganya untuk melulu cari uang “agar bahagia” tapi lupa jika anggota keluarganya itu pun ingin sesaat tak memikirkan uang, tak memikirkan gengsi di mata orang lain, dan hanya ingin a quality time with family tanpa dicemari dengan urusan kekayaan, jabatan, dan omong kosong lainnya.
Manusia diciptakan sebagai makhluk paling sempurna, tapi mengapa manusia jaman sekarang sangatlah bodoh? Bahkan mungkin termasuk aku sendiri. Tetapi apakah kebahagian murni dari harta dan uang? Suami istri bercerai karena suami miskin atau karena istri tak becus bekerja. Sebuah pasangan bisa gagal menikah karena perbedaan status sosial. Lalu anak-anak manusia pun banyak yang berujung menjadi pengangguran karena mereka salah jalan. Mereka berjalan melewati jalur yang dipaksakan oleh orang-orang disekitarnya dan justru menjauhi jalan yang sebenarnya diciptakan untuknya.
Apa sebenarnya tujuan kita lahir? Memaksakan diri menjadi orang lain? Memaksa orang lain menjadi seperti yang kita mau? Menjadi penguasa? Menjadi orang terkaya? Menjadi yang terkeren?  Terpopuler? Menjadi menantu konglomerat? Menjadi koruptor? Menjadi artis yang kemudian bunuh diri kaerna kalah saing? Menjadi siswa yang bunuh diri karena tak sanggup menuruti kemauan orang tua? Come On!!! Please remember! This life is not all about money!! Stop to judge people from their money & appearance! You have a Real God above! Dengarkan isi hati baik-baik, apakah memang uang adalah satu-satunya yang kalian butuhkan? Aku yakin 100% jawabannya adalah “Not really.”
Jadi, beribadahlah dan kajilah kitab suci yang kalian miliki. Jangan lupakan Tuhan sejati. Kita boleh berusaha, namun bukan memaksakan kehendak. Boleh berkeinginan namun Tuhan yang tentukan segalanya. Aku sendiri mungkin masih tergolong di kaum yang munafik, tapi tak ada salahnya jika kita saling mengingatkan. Aku hanya berharap para manusia mampu beristirahat dengan tenang dari ambisi gelap mereka. Dunia sudah terlalu panas, sudah terlalu berisik. Saatnya berpikir positif sehingga orang di sekitar kita pun merasakan aura yang positif. Let’s be happy together, live in a peace life!




1 comment:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete