Aku bukan
pembenci uang. Aku sangat suka uang, dengan uang aku bisa mendapatkan semua
yang kuinginkan. Namun apakah uang sumber segala kebahagiaan?
Mengerikan melihat
orang-orang masa kini. Sangat menakutkan. Benar-benar menyeramkan. Mungkinkah
mereka lupa keinginan dan tujuan hidup sejati mereka?
Seperti sebuah
kisah, tentang seorang nelayan dan seorang pebisnis. Pebisnis itu bertanya,
“Tak
inginkah kau mengembangkan usahamu? Melanjutkan pendidikan, membuka sebuah
perusahaan dan mendapatkan banyak keuntungan?”
“Kau bisa
mendapat banyak uang setelah itu, lalu berlibur dengan keluargamu, bermain
dengan anak-anakmu, mengantar sekolah, membelikan mereka apa yang disukai.”
“Jika hanya itu
keuntungan yang kau maksud, aku telah memilikinya. Sekarang pun aku bisa setiap
hari mengantar sekolah anak-anakku. Bermain bersama mereka, saat liburan, aku
bisa tertawa bersama anak-anakku yang membantuku menangkap ikan. Jika aku harus
menunggu pendidikan, menunggu perusahaanku besar, itu akan memakan waktu
bertahun-tahun, saat waktunya tiba aku akan sudah sangat tua, anak-anakku pun
telah dewasa tak lagi sekolah, mereka akan bermain dengan dunia mereka sendiri.
Apakah kami yang sekarang terlihat menyedihkan? Bukankah lebih menyedihkan
ketika kau mendapati ayahmu terlihat sebagai orang asing karena terlalu sibuk
dengan pekerjaan?” tutur nelayan tersebut membuat pebisnis itu pun akhirnya terdiam.
Orang berbondong-bondong
mencari uang dengan segala cara. Mencari pekerjaan untuk uang. Berpikir dengan
uang mereka bisa bahagia. Namun apakah mereka benar bahagia? Tidakkah mereka
lelah? Lalu mereka yang tidak memiliki apa-apa itu, benarkah mereka sama sekali
tak bahagia? Atau hanya gengsi mereka yang tak bahagia?
Ketika tetangga
memiliki mobil, orang sibuk menyamainya. Mereka akan merasa menderita, merasa
miskin, lalu akan menyalahkan orang lain, menyalahkan suami, menyalahkan istri, menyalahkan diri
dan semua yang dilihatnya adalah salah. Pernahkah mereka berpikir, bertanya ke
dalam hatinya, apakah mereka benar-benar membutuhkannya? Atau hanya gengsi mereka
yang membutuhkannya? Jika seandainya mereka tinggal di dalam hutan, tak melihat
tetangga, tak melihat TV, iklan dan lainnya, apakah mereka akan berpikir
tentang mobil? Apakah mereka sama sekali tak bisa bahagia, tak bisa tertawa
tanpa mobil?
Apa yang membuat
orang bertikai? Kemiskinan? Bukan. 100% semuanya karena harga diri dan gengsi
di jalan yang salah. Sebuah pasangan akan baik-baik saja dalam keadaan bahagia,
hingga suatu ketika mereka bertemu pasangan orang lain dan kemudian terobsesi ingin
menjadi seperti orang yang mereka lihat. Lalu ketika mereka tak mampu, mereka
akan membandingkah dan saling menyalahkan atau menggeser pandangan mereka
menjadi berkesan mereka adalah sebuah pasangan yang salah. Lalu pertanyaannya
jika mereka tak melihat orang lain itu, apakah mereka akan menderita, apakah
pasangan itu benar-benar tak harusnya bertemu? Aku yakin tidak. Bahkan sekali
pun mereka bertemu pasangan orang lain itu pun mereka bisa tetap baik-baik saja,
selama gengsi mereka dibawah kendali mereka.
Harta memang sangat dibutuhkan namun itu
bukanlah segalanya. Demi harta, demi gengsi, demi jabatan, orang
berbondong-bondong membayar dengan jumlah besar untuk sebuah pekerjaan, sebuah
jabatan. Dimana otak mereka sebenarnya? Mereka abaikan segalanya demi gengsi.
Bukankah kita berkerja untuk mendapatkan uang? Lalu kenapa para manusia sangat
gemar meminjam uang ratusan juta bahkan lebih hanya untuk sebuah pekerjaan yang
juga ujungnya membuat mereka pusing dengan berbagai masalah yang muncul kemudian. Orang sibuk bekerja, mengumpulkan
harta dengan pikiran untuk membahagiakan keluarga, namun justru ia melupakan
keluarganya dengan alasan sibuk bekerja dan membuat keluarganya kecewa. Atau
sebaliknya, orang memaksa anggota keluarganya untuk melulu cari uang “agar
bahagia” tapi lupa jika anggota keluarganya itu pun ingin sesaat tak memikirkan
uang, tak memikirkan gengsi di mata orang lain, dan hanya ingin a quality time with family tanpa dicemari
dengan urusan kekayaan, jabatan, dan omong kosong
lainnya.
Manusia
diciptakan sebagai makhluk paling sempurna, tapi mengapa manusia jaman sekarang
sangatlah bodoh? Bahkan mungkin termasuk aku sendiri. Tetapi apakah kebahagian murni
dari harta dan uang? Suami istri bercerai karena suami miskin atau karena istri
tak becus bekerja. Sebuah pasangan bisa gagal menikah karena perbedaan status sosial.
Lalu anak-anak manusia pun banyak yang berujung menjadi pengangguran karena
mereka salah jalan. Mereka berjalan melewati jalur yang dipaksakan oleh
orang-orang disekitarnya dan justru menjauhi jalan yang sebenarnya diciptakan
untuknya.
Apa sebenarnya
tujuan kita lahir? Memaksakan diri menjadi orang lain? Memaksa orang lain
menjadi seperti yang kita mau? Menjadi penguasa? Menjadi orang terkaya? Menjadi
yang terkeren? Terpopuler? Menjadi menantu konglomerat? Menjadi
koruptor? Menjadi artis yang kemudian bunuh diri kaerna kalah saing? Menjadi
siswa yang bunuh diri karena tak sanggup menuruti kemauan orang tua? Come On!!! Please remember! This life is not all about money!! Stop to judge people from their money & appearance! You have
a Real God above! Dengarkan isi hati baik-baik, apakah memang uang adalah
satu-satunya yang kalian butuhkan? Aku yakin 100% jawabannya adalah “Not really.”
Jadi, beribadahlah dan
kajilah kitab suci yang kalian miliki. Jangan lupakan Tuhan sejati. Kita boleh
berusaha, namun bukan memaksakan kehendak. Boleh berkeinginan namun Tuhan yang
tentukan segalanya. Aku sendiri mungkin masih tergolong di kaum yang munafik,
tapi tak ada salahnya jika kita saling mengingatkan. Aku hanya berharap para
manusia mampu beristirahat dengan tenang dari ambisi gelap mereka. Dunia sudah
terlalu panas, sudah terlalu berisik. Saatnya berpikir positif sehingga orang
di sekitar kita pun merasakan aura yang positif. Let’s be happy together, live in a peace life!
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete