2016-11-22

Amnesia

Enyahlah kau pahit
Pergilah sepi
Pening hening ini menggigit
Perih rintihan hati terkunci

Matilah saja kau
Atau bunuhlah aku
Dekat enggan, pergi tak mau
Kau pikir aku kamar mandi?
Tuk tinggal menolak, kuhilang kau meraung

Aku layaknya wanita malam
Dibawa terbang saat pekat
Layaknya angin dingin tuk sulutkan apimu

Ku lelah, ingin diam saja
Ku begah, jika tinggal kau hilang dalam sekejap
Aku bukan ekormu
Bukan kupu-kupu malam
Bukan pula obat penenang

Haruskah aku amnesia?
Ah, mungkin sudah demensia

Lihatlah aku dengan benar, meski bisu
Bukan hanya kata ke kata
Namun dari mata ke mata

Insomnia

Pisang sesisir kubanting
Bibirku terjahit
Inginku menjerit
Tapi hati melilit terhimpit
Tak tahu cara melepas jangkarmu

Soekarno Hatta merah sesaki raga
Jiwa kosong hampa udara
Sekarat

Bahagialah dengan waktumu
Tertawalah seperti para pemburu
Dengan aku mati perlahan tanpa orang tahu
Seperti ikan insomnia mendadak terapung

Tinggallah di atas sana dengan damai
Abaikan saja aku di tanah lumpur
Menjadi pisang busuk yang tak tersentuh

2016-08-14

Secret Garden


Ge. Gadis itu adalah penduduk sekitar kawah Bulan. Meski raganya menyimpan elemen Bumi, ia tak ditakdirkan mengenal manusia-manusia itu. Hingga suatu hari datanglah seseorang dalam sosok manusia.
"Aku datang dari Mars." Sahut pria itu terduduk lemah di ujung tebing yang dilewati Ge.
"Jadi kau bukan manusia?"Tanya gadis bertubuh kecil itu.
"Aku manusia yang tersesat ke tanah Mars. Aku adalah pengembara agar aku mampu hidup. Hanya saja, pesawatku patah. Hingga aku terdampar disini.”
“Hm..tapi kudengar manusia tak sanggup hidup di sini. Selain itu harusnya sulit untuk mereka menapakkan kaki kemari. Namun kenapa kau tampak begitu normal di sini?
“Bukannya aku normal bagimu, hanya saja manusia adalah makhluk paling sempurna di dunia ini, kan? Mungkin aku hanya cukup cakap untuk beradaptasi di Negeri Antariksa. Namun aku belum sepenuhnya mampu untuk menjadi normal menurut kamusmu. Jadi bisakah kau menolongku?"

2016-06-27

Kala angin bertiup..




Terra & Vince ^^


Kala angin bertiup. Ronanya menukik relung mata. Menyala. Auranya paradoks. Raganya seakan melompat-lompat kegirangan. Jiwanya pundung kelabu.
Ingin terbang, selayaknya kupu-kupu. Tak terhentikan. Sayangnya aku bukanlah pahlawan penyelamat. Lakukan saja apa maumu.
Hanya saja, ikutlah aku! Seburuknya, itu lebih baik di bawah langit biru. Aku bukan pahlawan. Namun aku mampu jalankan misi ke awan.
Hei, Kau! Jadi kupu-kupu pun takkan jumpa superhero. Terbang pun takkan selamatkan negeri. Hancurkan kepala batumu!
Tebing dan jurang masih tampak berlian olehmu.
“Ada ruby merah disana, ada besi pedang..aku bisa bahagia dengan itu..”
Tahukah, kau, jika aku tak lebih dari pencuri ulung? Ikutlah denganku, lebih mudah caraku. Seburuknya, itu lebih baik  di antara bukit berbunga.
“Aku kan mati jika kau gagal.” Aku tahu. “Aku lenyap jika kau dustai.” Aku mengerti.
Perlahan atmosfer beralih surealis. Pergerakan samar membayangiku. 
Melompat dengan gila. Terbahak dalam hening. Tersedu dalam satu kedipan. Bersenandung di langkah berikutnya. Apakah dia bayi yang baru lahir?  
Angin masih bertiup tak menentu. Adagio atau presto membingungkan metronome.Sama seperti tiap jengkal tanah yang kulangkahi.
Aku menipunya. Aku tak tahu jalan ke awan atau pun dasar bumi. Aku bahkan tak mengenal ruby merah. Seburuknya, itu lebih baik di tengah tarian cinta.


2016-06-24

'Pahlawan'


Aku, wanita jahat. Aku, kaya muslihat
Dulu.
Aku pencari pangeran. Yang mengejar pahlawan
Dan masih.
Kau pahlawan darinya. Beralih kau lihat aku, gadis gila yang unik
Kau salah. Itu topengku
Tatkala itu.
Kau berubah. Tanggalkan sayap pahlawanmu.
Beralih meraih kuda putih sang ksatria
“Aku pangeran,” katamu lewat sorot mata itu.
Aku penari penarik simpati yang berhasil menebaknya. Berpikir mengikatmu lalu membuangmu.
Kau, pahlawan bodoh. Kau, pangeran yang tertipu. Dalam pikirku.
Lantas,
“Apa ini? Istana malaikat?” Kau bawa aku ke dalamnya buatku terbelalak
Kau membunuhku dalam diam.
Detik  itu.
Aku mati suri. Ragaku kosong.  Di kamar lowong.
Tak ada kau. Tak ada siapa pun.
Selendangku hancur terbakar. Topengku kandas. Pusakaku hilang.
Aku, wanita tak berwajah. Berdarah. Tanpa kancing keduaku.
Namun masih kau pahlawan di luar sana. Pahlawan yang sesungguhnya adalah pencuri terkejam.
Kau di angkasa mengusung jagad raya di planet seberang.
Kutak berharta di sini. Satu termahal kau curi dalam kediaman itu.
Aku tak  kenal lagi siapa aku. Mungkin aku pengejar pencuri.
Kini.
Yang tak ingin biarkan yang hilang di tanganmu.
Aku harus mengambil lagi kancing perakku.
Kumerangkak ke planetmu. Agar tetap hidup aku.
Akan tetapi, kau adalah pangeran berkuda yang dapat lari kencang.
Kau adalah pahlawan bersayap yang bebas menari di antara bintang.
Kau, sekaligus pencuri tak kasat mata paling ulung.
Kau, yang tak tersentuh dalam sepersekian detik pun.
Yang slalu menghilang dalam malam.
Hitam.
Menenggelamkanku dalam sengatan pekat.
Sekarat.

2016-04-09

Letter to Romeo



Ini tak ada hubungannya dengan Romeo dan Juliet. Aku hanya tak tahu, harus menuliskan apa pada kolom judul.
It looks like a big lie. But, I can’t say that I don’t feel it. I feel that kind of sign.
Perasaan semacam ini, cukup mengganggu. Seakan aku adalah manusia buruk pikir, yang menjadi sejenis pengintai seseorang. Menjadi wanita jahat yang gemar mengetes manusia lain dan tak biarkan mereka bebas begitu saja. Atau menjadi peramal sok tahu, yang sedang cari bukti bahwa ramalannya tepat. Padahal, saat mendapat jawaban jika dugaan itu benar, ia masih tak tahu, apa yang sesungguhnya terjadi.

2016-04-08

Gagal Fokus



Bukan pertama kali sesungguhnya. Mungkin kali ini lebih detail saja melihat segala prosesnya. Mulai dari awal hingga akhir, semua tersaksikan. Hanya karena hal sederhana, sensasinya jadi berbeda.
Hanya karena ingin menuliskan perasaan tak penting ini pun aku berusaha sembunyi-sembunyi mengetik di aplikasi Autocad. Khawatir jika aku akan melupakan kata-kata yang mendadak mengaliri benak.  Kenapa tidak di aplikasi untuk menulis? Sebab aku masih di kantor, masih jam kerja (sederhananya, gagal fokus mode on), maka dengan aplikasi Autocad, takkan terlalu mencolok jika aku sedang mengerjakan hal lainnya.