Baru beberapa jam aku menitip pesan lewat Tuhan untukmu.. namun itu
pun sepertinya sudah tak berguna sekarang. Mas Ari, selamat jalan untukmu..
kini Allah yang mungkin lebih menyayangimu daripada aku telah memutuskan untuk
membawamu pergi menetap di sisi-Nya. Mungkin
itu adalah cara Allah menghentikan semua penderitaanmu.. karena Dia terlalu
mencintaimu dan tak ingin melihatmu susah di dunia ini. Aku harap kau tenang
dan bahagia di rumah barumu.
Sampai saat ini aku masih belum paham benar, seberapa berartinya kau
untukku sesungguhnya, tapi mendengar kau pergi, ini adalah satu hal paling
buruk yang pernah kuhadapi. Namun aku sangat berterimakasih, kau sudah bersedia
pulang ke kota ini dan datang hari itu untuk melihat penampilan tariku. Terimakasih
untuk selalu tersenyum padaku dan memberi semangat juga kenangan indah untuk
adikmu ini. Maaf, jika selama ini aku adalah adik yang nakal..
Seperti yang kukatakan sebelumnya, sesungguhnya aku sangat ingin
bertemu denganmu lagi, bahkan baru kemarin aku bermimpi kau telah pulang. Selama
ini juga aku selalu menunggu saat untukmu kembali, dan kita menjadi partner
kerja yang baik.. dan aku juga bisa menraktirmu minum dengan gaji pertamaku nanti,
seperti janjiku. Tapi ternyata,, kini aku tak bisa bertemu mas Ari lagi. Kau sudah
pergi bahkan sebelum aku menyelesaikan kuliahku.. padahal aku sangat ingin kau
bisa melihat muridmu ini adalah murid yang cukup baik dan pantas bekerja
denganmu di satu studio, satu studio yang kita impikan, satu studio yang kita
bangun bersama.. Tapi rupanya kau sudah terlalu lelah untuk menantiku lulus, dan kini aku harus sampaikan salam perpisahan untukmu..
Kini aku mengerti maksudmu, saat
kau berkata kau sudah tua, mungkin saat itu kau sudah merasa usiamu tak bisa
lebih panjang lagi. Tapi aku juga bukan anak SMP seperti katamu, setelah ini
aku harap mas bisa lihat itu. Aku harap juga suatu saat kita bisa bertemu lagi
di sana.. Mas Ari, kita semua sayang mas Ari. Selamat jalan..
No comments:
Post a Comment