Saat di kantor, berbincang dengan bos dan rekan kerja yang merencanakan liburan, kami bertiga pun menatap lekat-lekat foto-foto yang terpampang di google image. Itulah awal kemunculan rasa penasaranku terhadap Gunung Payung. Selama di Malang mendengar kata Payung itu sudah pasti tempat wisata di tempat tinggi, puncaknya Batu, semacam itulah yang terbayang. Namun di Bali, awalnya kukira sama, itu nama gunung, ternyata bukan. Itu nama pantai di bagian Selatan pulau ini.
Sore itu, tanggal 9 Mei, bersama temanku, aku pun
meluncur ke arah Kuta Selatan, melewati tol Bali Mandara. Tol di atas laut yang
amazing. Berharap bisa berhenti
menikmati pemandangan yang ada, sayang itu tol, jadi pastinya nggak boleh.
Namun setidaknya aku tak menyetir, jadi aku masih bisa melihat kanan kiri di
saat angin begitu kencang seperti itu.
Sampailah kami pada sebuah persimpangan jalan. Kami
menikung tajam ke kiri mengikuti panah penunjuk jalan bertuliskan Gunung
Payung.
“Kamu tahu jalannya kan?”tanyaku pada Rahman saat
mulai cemas karena jalannya begitu sepi, dan penuh lahan kosong, rumah
penduduknya sangat jarang.
“Hm..sepertinya kita kesorean, lain kali aja kalau
pagi kesini.” Sahutnya. Kami pun putar balik. “Mau ke Pandawa?”lanjutnya.