2015-07-22

Bali Tour: Pantai Pulau Serangan

Aku di negeri dongeng?!
Bukan, ini Bali. Aku berada di salah satu bagian kecil provinsi Bali.
Perjalanan panjang di pulau Dewata ini bermula dari sebuah sebuah takdir yang sudah menjadi harapan. Harapan siapa? Diriku pastinya. Sejak kecil aku menyukai pulau ini, entah kenapa, hanya suka, itu yang kutahu.

Dalam rangka memenuhi undangan interview pekerjaan, aku yang akhirnya bisa menyelesaikan kuliahku, kini bisa sekalian berlibur di Bali. Ada dua kantor konsultan arsitektur yang kudatangi dan aku diterima di kedua tempat. Hari itu hari galau bagiku. Bingung memilih. Keduanya memiliki kekurangan dan kelebihan yang hampir sama. Di salah satu perusahaan itu ada temanku bekerja di sana, namun seluruh anggota keluargaku cenderung memilih ke perusahaan yang satunya lagi. Akhirnya aku mencoba memutuskan dengan satu cara, yaitu dengan mencari rumah kos yang cocok terlebih dahulu,jika aku menemukan tempat yang dekat dengan perusahaan A aku akan bekerja di A, tapi jika aku menemukan kos yang lebih dekat ke perusahaan B aku akan memilih masuk ke B.

Siang itu (14 Maret 2015) seusai mencari rumah kos, sahabat yang menemaniku mengajakku ke sebuah tempat yang begitu menarik menurutku. This is my first adventure. Pulau Serangan. Tempat ini termasuk wilayah Denpasar Selatan. Cukup dekat dengan Sanur. Untuk menuju pulau ini cukup mudah dengan tersedianya jembatan penghubung. Kalau sebelum ada jembatan dulu katanya orang harus naik perahu.

Menurut Om Wiki, pulau ini letaknya 500 meter dari pusat kota dan memiliki area dengan panjang maksimum ± 2,9 km dan lebar ± 1 km. Di sana ada pura penting yaitu Pura Sakenan yang akan sangat ramai saat Galungan dan Kuningan. Katanya pulau ini banyak dikenal akan penyu dan kura-kuranya. Tapi aku sendiri tak terlalu tahu, saat itu mungkin aku hanya sibuk galau jadi tak sempat mencari kura-kura yang katanya terkenal. Aku malah ketemunya sama sapi-sapi :D. Namun aku tahu pasti, itu adalah tempat indah.

Pantai Pulau Serangan ini sangat berbeda dengan Kuta-Legian yang super crowded. Tempat ini cenderung seperti pantai rahasia yang begitu tenang. Bahkan terlalu tenang menurutku. Sangat bagus untuk orang-orang yang suka ber- Me Time.

Sekitar dua tahun lalu aku pernah menulis cerita,  Si tokoh utama mengunjungi sebuah pulau bernama Seu. Pada suatu hari tokoh itu diajak temannya mengunjungi sebuah tempat. Dengan sebuah sepeda angin mereka menyusuri sebuah jalan yang sepi, pepohonan tinggi cukup teduh memagari sepanjang jalan. Ranting-rantingnya yang bersentuhan dengan kawan di seberangnya seringkali menyisipkan berkas sinar matahari yang begitu hangat. Mereka melewati hutan kecil dengan jalan yang tak beraspal atau berpaving, hingga sampailah pada akhirnya tokoh itu di sebuah tempat dengan pemandangan menarik, biru langit dan birunya kumpulan air di bawahnya. Mereka berdua pun berjalan turun mendekat ke perairan dan duduk di atas rerumputan hijau di bawah pohon pinus. Di seberang perairan itu terlihat semak-semak yang menyembunyikan pemandangan indah lainnya.

Siang itu, bukan dengan sepda angin, tapi dengan sepeda motor biasa, aku menangkap fantasiku beberapa tahun lalu secara nyata. Di lokasi itu, setelah melewati jalan yang begitu panjang, merasakan teriknya matahari, sampailah kami pada titik aku merasa di negeri dongeng (Hm..mungkin aku berlebihan, tapi itu sungguh kualami detik itu). Pantai memang yang kami jumpai, tapi di sisi lainnya  terdapat area air payau yang terasa teduh. Sedangkan dari area parkirnya kami bisa melihat sapi-sapi yang sibuk merumput dan berjemur tak jauh dari kami.



Setelah program pemerintah berjalan sempurna, pulau ini akan menjadi lebih teduh lagi dengan pepohonan ketapang dan cempaka. Berharap lain waktu aku bisa kembali mampir melihat sisi lain pulau ini yang belum kusapa secara utuh.





Photo by Asq
 


No comments:

Post a Comment