2015-07-22

Sanur Jingga



Aku tak punya potretnya secara fisik. Satu panorama hari itu. Hanya dalam memori otak. Pantai Sanur adalah tempat yang begitu terkenal. Dari sekian banyak pantai, mungkin Sanur adalah tempat yang paling sering kukunjungi. Pantai ini begitu terkenal dengan matahari terbitnya. Jingga. Dengan siluet gazebo, siluet pegunungan di kejauhan, siluet kapal, langit berona kelabu kuning jingga, semua sudah menjadi khasnya. Sudah bukan barang langka di dalam kamera orang-orang. Sederetan restaurant terbuka, jogging track, atau pun gonggongan anjing sudah jadi item wajib yang tertanam di sekitarnya. Untuk orang-orang yang mencari ketenangan mungkin akan sedikit malas kemari, apalagi kalau datang pada saat yang tak tepat.

Bosan dengan pantai Sanur, kupikir aku akan merasakan itu. Namun tidak rupanya. Aku bahkan mungkin akan sering merindukannya. Terutama mengingat suasana di sana saat malam hari. Sebagai pecinta kerlipan lampu – khususnya warna-warni, yang menghiasi restoran terbuka di sepanjang jogging track, aku sangat senang melihat perubahan suasana di pantai Sanur. Benar-benar menjadi satu tempat yang berbeda.Sempat sih membayangkan bagaimana jadinya, tapi melihat langsung itu selalu lebih indah.

Saat malam seperti itu orang lokal semakin jarang kulihat, kebanyakan tawa orang bule yang terdengar dibanding logat Balian yang biasa menyeruak di pagi hari. Pengunjungnya tak terlalu banyak juga, sehingga musik yang terputar dari restoran dapat lebih terasa untuk dinikmati, apalagi waktu itu lagu favoritku yang dimainkan, Night Changes dari One Direction.

“Udang, Man!” kali ini aku yang berseru saat kami melintasi patung udang/lobster raksasa. Biasanya temanku yang berseru tiap kali kami melihatnya. Tapi hal itu pun segera terlupakan saat kami melihat sesuatu yang menjadi tujuan utama kunjungan ini. Melihat panorama purnama jingga yang tak terhalang bangunan apa pun, pohon apa pun bahkan awan yang sempat menutupi pun akhirnya berlalu, serta lautan tampak berkilau memantulkan berkas cahaya bulan dengan rupawan. Ronanya memang tak sejingga Pulpy Orange yang dibawa temanku, tapi bagiku, inilah satu keindahan Sanur Jingga.

No comments:

Post a Comment