Asha
masih terpaku di tempatnya. Menatap setiap pergerakan sosok itu dengan tak
percaya. Apakah ia sedang berhalusinasi karena kerinduannya pada gadis
itu? Ataukah itu nyata? Ia ingin
memastikannya. Ia ingin melihat dengan lebih jelas, lebih dekat. Perlahan ia
mengurangi jaraknya terhadap punggung gadis bermantel merah itu. Berharap semua
itu bukan hanya mimpi, bukan ilusi sesaat.
“Hei,
Asha!”seru David mendadak muncul. “Kemarilah! Kurator yang ingin bertemu denganmu sudah datang!”
“Mm..tapi
aku..”
“Ayo
cepat! Dia sudah menunggumu!”seret David membuat Asha terpaksa meninggalkan
keinginannya sendiri.
Setelah
menyelesaikan segala urusannya. Asha bergegas kembali menuju ruang pamer, di
tempat ia melihat sosok Riendra. Namun gadis itu sudah menghilang dan
meninggalkan rasa penasaran yang semakin menghujam benak Asha. Hash! Sial! Seharusnya aku tak pergi tadi!
@@@