“Apakah itu Blue
Star?”
“Bukan, itu UFO.”
“Itu bukan UFO. Tak mungkin ada UFO datang kesini.
Mm..apa itu pesawat?”
“Kubilang itu UFO.”
“Ah, bukan! Itu
Blue Star.. Oh, bukan, bukan! Itu Planet Biru! Ia tak berkedip seperti
bintang. Sinarnya sangat terang. Ya, itu pasti Planet Biru.”
“Kalau aku bilang UFO berarti itu UFO.”
“Tapi aku ingin menyebutnya Blue Star atau Planet Biru!”
“Tetap saja aku ingin menyebutnya UFO. Dia bergerak,
kan? Jika ia tak bergerak maka kau bisa memanggilnya Blue Star atau Planet Biru.”
“Well, kalau begitu aku hanya akan memanggilnya lighted kite.”
“Oh My! Kalau akhirnya hanya menyebutnya begitu
kenapa kau meributkan blue star atau ufo atau planet biru itu!?”
“Kau juga, kenapa meladeniku?”
“Aish, terserah kau sajalah.”
“Lagipula apa pentingnya sebuah nama, jika ia tetap
terlihat indah dengan sebutan apa pun. Sekali pun kau menyebutnya kecoa pun ia
tetap terlihat cantik. Bukankah dengan nama apa pun kau tetap menyukainya jika
kau memang telah menyukainya? Ia takkan berubah dari penting menjadi tak
berarti hanya karena nama. Sama seperti saat kau mencari sesuatu, yang kau inginkan adalah UFO yang ada di benakmu, tapi orang lain menunjukkan sesuatu bernama UFO dalam rupa yang berbeda, kau tak puas, kan. Seperti di awal, kita tak tahu apa dia sebenarnya, ia
tak bernama, namun ia tetap berhasil menarik perhatian kita..”
“Hm..ya kau benar..tapi tetap saja.. Hai UFO!! Aku
lebih suka memanggilnya UFO.”
“Terserahlah!”
“Aku akan terus memanggilnya UFO, barangkali saja UFO
itu bisa mendengar sehingga ia tertarik padaku juga dan kemudian mengingatku
kalau aku memanggilnya UFO hihi..^-^”
“Sesukamu sajalah!”
No comments:
Post a Comment