2015-08-01

Bali Tour: Pantai Gunung Payung

Setelah berkali-kali berencana dan berkali-kali batal, akhirnya sampai juga kami di Pantai Gunung Payung, di Desa Kutuh, Kuta Selatan, Kab. Badung. Siang itu, dua hari sebelum keberangkatanku ke Malang untuk libur lebaran. Pada awalnya kami hanya berniat untuk melihat lokasi garasi bus yang akan kami naiki pada tanggal 14 Juli nanti. Namun akhirnya kami pun melakukan perjalanan nekad. Di bawah matahari terik, di bulan ramadhan, dalam keadaan berpuasa, dari Ubung kami meluncur kembali ke arah Selatan menuju Pantai Gunung Payung.


Kembali bertemu pertigaan, kembali meluncur turun menembus suasana pedesaan yang hijau dan tenang. Sunyi senyap lebih tepatnya. Hanya saja karena ini masih pagi jadi tak terlihat horor seperti saat pertama kali kami melintasinya di sore hari. Tanpa GPS, berpedoman insting kami hanya terus berjalan mengikuti jalan yang ada. Jalan yang entah dimana ujungnya. Sesaat ragu, sesaat keep move on, begitu terus hingga kami merasa lega tatkala melihat bapak-bapak yang bertugas di pos kecil itu, menarik iuran untuk pengembangan lokasi.
“Lurus saja ya, jangan belok ke kanan, ada proyek.”tutur bapak-bapak tersebut.

Suasana teduh tak lagi kami jumpai. Tanah berkapur dimana-mana. Sampai kemudian lapangan hijau seperti bukit Teletubies menghampar luas. Proyek pembangunan lapangan golf tengah dilaksanakan disana. Kami terus berjalan menuju Pura Gunung Payung dan bertemu perempatan. Banyak tikungan sebenarnya, tapi kami hanya berjalan lurus seperti yang diperintahkan bapak-bapak tadi.

TADA!! Jalan bagusnya abis. Yang ada jalan tak beraspal, tak berpaving, yang ada jalan gersang berkerikil dan berantakan dengan beberapa orang tukang sedang sibuk bekerja.  
“Kita salah jalan kah?”
“Nggak ngerti, harusnya sih nggak. Kan kita cuma lurus, nggak belok-belok.”
“Hm..tapi jalannya gini.”
“Hm..disana kayak ada mobil, lanjut aja deh, kalau buntu ya balik.”saranku. Motor kembali bergerak.
“Oh, bener kok, Char.”Kata kawanku kemudian. Sedang aku masih saja fokus pada langit sejak tadi.
“Hm..kok bisa ya ngeblur banget gitu.”kataku kemudian menunjuk langit di kejauhan.

Saat kami berada di kejauhan, pemandangan indah yang baru kali itu kutemui adalah keadaan dimana air laut yang berwarna biru tua tampak melebur bersama biru langit dan awan membentuk gradasi yang sangat halus. Sekilas itu seperti langit tapi saat mendekat semakin jelaslah jika bagian yang paling bawah, yang paling gelap itu adalah air laut. 

Gerah. Semoga nggak mokel, pikir kami. Kami pun memarkir kendaraan di lahan yang begitu sepi dan gersang. Saat itu pepohonan sudah tak berdaun dan hanya menyisakan batang dan rantingnya. Selain itu sepertinya juga sudah banyak pohon yang hilang dalam proyek pengembangan lokasi. Setelah beberapa menit bingung dengan cara turun ke laut, setelah bertanya pada pedagang di deretan warung-warung itu, kami pun menemukan tangga turun. Dari jauh lautan tampak super duper keren! Kami pun segera turun setelah mengambil beberapa gambar.
“Wow! Tangganya banyak!”ujarku.
“Nggak banyak kok.”sahut kawanku. Kami pun hanya menikmati saja step by step anak tangga.
“Tangganya belum habis.”seruku lagi setelah menikung dan masih banyak anak tangga yang harus kami lewati.
“Dikit lagi sampai.”
“Oh ya?”
Kami menikung lagi, dan tangga masih panjang. Dan masih panjang lagi.. Sudah habis? Not yet! Beneran? Belum abis! Sumpah? Iya nih, bisa-bisa puasa batal beneran pas balik.
Terbayar sih tapi.. Setelah menuruni anak tangga yang entah berapa lapis itu akhirnya kami mendapatkan the best view, it’s the best beach, the most handsome place I think..
Airnya begitu jernih dan terlalu jernih! Semua terlihat masih begitu bersih dan alami. Saat kami di sana, sejauh mata memandang tak banyak pengunjung. Mungkin hanya sekitar 10, lebih-lebih sedikit lah. Pantai ini kaya akan batuan dan gua. Saking banyaknya gua, mungkin seperti ke hotel, pengunjung bisa memilih, mau masuk ke kamar yang mana ^-^ Kalau aku masih kecil pun pasti hepi main petak umpet disini..
Melihat airnya yang sangat bersih dan terasa dingin. Ingin sekali rasanya menjatuhkan diri. Pasir disini juga sangat berbeda dengan pasir di Sanur atau pun Kuta. Untuk di sekitar tangga, pasirnya terasa sangat halus, tapi jika kami berjalan ke sisi lain, maka teksturnya akan semakin kasar. Bahkan karena tempat ini banyak sekali batuannya, bagi yang ingin pijat refleksi alami gratis, sangat terfasilitasi, cukup lepas alas kaki dan berjalan. Sesekali juga pengunjung bisa merasakan kelembutan saat melewati area berlumut (aku tak tahu apa itu tapi terlihat seperti lumut jadi kusebut saja begitu). Tapi jangan kaget jika tiba-tiba batuan agak tajam muncul lagi di tengah perjalanan itu, namanya saja pijat refleksi.

Cangkang kerang atau keong atau batu karang atau apalah yang berbaur bersama pasir pun cantik-cantik, memiliki aneka warna unik. Tempat ini juga kaya rumput laut. Intinya Pantai Gunung Payung ini semacam Very Great Secret Beach. Rasanya pantai ini pun bersifat addictive. Ingin sekali rasanya bisa tidur siang di pantai ini. Kalau tidak, berharap ada gitar dan menulis lagu pasti sangat menyenangkan. Bahkan saat hendak pulang, sepertinya aku beberapa kali terhenti dan mengulur waktu kami. Sangat sulit untuk ditinggalkan. Apalagi mengingat anak tangganya yang juga amazing, jadi semakin malas pergi.. ^-^

Berharap tempat ini dibiarkan seperti ini. Menurut beberapa artikel akan dibuat jalur untuk bersepeda yang menghubungkan Pantai Gunung Payung ini dengan Pantai Pandawa. Padahal akan lebih menarik jika tempat ini tetap menjadi hidden paradise. Tampil alami apa adanya itu lebih mengesankan. Yang sederhana itu lebih dipuja.

Satu,, dua,, dua ratus delapan puluh.. Hm.. Aku tak menghitung sejak awal tapi sepertinya sekitar itu jumlah anak tangganya. Sepertinya lain kali sebelum berkunjung kemari aku harus latihan fisik lebih dulu. Sebenarnya di tiap sudut tikungan/bordes ada gazebo kecil, hanya saja saat kami berkunjung ada orang lain yang menggunakan gazebo itu. Lantas sesampainya kembali di atas, di sekitar area parkir ada cukup banyak monyet berkeliaran. Hm..kalimat terakhir, hati-hati nyasar lagi, pastikan untuk berjalan ke arah pintu keluar yang benar..  Oh, kata-kataku belum berakhir deng, kalimat terakhirnya adalah, Alhamdulillah puasa kami nggak batal hehe.. ^-^v

Photos by Asq
 


No comments:

Post a Comment