2015-11-06

Saksi


     Angka pada layar ponsel menunjukkan pukul dua dini hari, ketika udara terasa begitu pengap. Biasanya kipas angin itu bisa membuatnya menarik selimut tapi kini seperti tak berfungsi. Waktu telah berlalu dua jam sejak ia menulis kata goodnight pada pemegang hatinya melalui layanan pesan. Namun night itu ia jalani tanpa meninggalkan kesadaran detik-detik ke dini hari yang mendung.
     Gemuruh ringan membuatnya mematikan kipas angin. Memastikan kebenaran yang didengarnya. Ia keluar dari ruangannya, duduk di beranda yang menghadap taman, sebagai saksi turunnya hujan pertama bulan November.  Sesuatu yang dinantinya akhirnya datang jua. Meski hanya sesingkat satu putaran jarum detik jam dinding. Dikalahkan lolongan, gonggongan anjing yang terjaga di jalanan.
     Sekali lagi ia tatap ponsel, meraihnya sejenak, lantas kembali diletakkannya. Pasti ia telah pergi ke kota mimpi.  Hingga kesekian kali ia meraih ponsel membuka jendela percakapan. “Aku rin” Hanya sampai sana. Jarinya tersangkut backspace berkali-kali, selama setengah jam. Hingga memutuskan kembali masuk. Mencoba terlelap di sisi kekasihnya yang lain. Kekasih simpanannya, yang masih mengenakan dasi polkadotnya dalam tidurnya, yang ternyata kurang hebat menggambar tawa di wajahnya meski gadis itu sangat menyukainya.
     “I’m not really fine..” bisiknya pada si pemegang hati, dalam pikirnya. Sesuatu yang sulit dikatakan sungguhan. “Oh, No! I’m just too tired,  perhaps. Ini semua tak semudah menggambar.. tak sebagus bayangan anak SD”
     Gadis itu pun memeluk erat kekasih simpanannya yang tetap tenang terbaring di tempat tidurnya. Berharap menjadi setenang itu pula. Kekasih simpanan yang terlalu tenang dan suka terlelap, yang tak pernah terbangun, sejak awal. Yang tak pernah mengerti rasa sakit, sekali pun dipukul berkali-kali. Yang tak pernah berusaha membenarkan atau menyalahkan apa yang terjadi. Yang tak pernah mengerti apa pun, walaupun ia satu-satunya saksi yang melihat. Meskipun ia pendengar terakhir atas pesan terakhir.  Saksi terakhir sebelum gadis itu hilang..

No comments:

Post a Comment