“Ayo ikut ke JP!”ajak seorang teman untuk pergi ke Jawa
Timur Park siang itu.
“Iya ayo Charis ikut! Biar rame.”sahut temanku satu
lagi.
“Sekarang? Siapa aja yang mau kesana?”
“Iya sekarang. Kita berdua sama Rahman juga. Sama
kamu kalau kamu mau. Ayo dah kamu gak ada acara kan abis ini? Kalau gak ada ayo
ikut aja. Kamu punya helm kan?”jawab temanku yang bernama Guruh.
“Yah, mau sih.. tapi aku nggak ada helm.”
“Pinjam teman sekos!”suruh Firman.
“Udah pada pulkam anak kosan. Kapan-kapan aja lah
kalau kesana lagi aku ikut.”
“Yakin nggak ikut?”tanya Guruh lagi.
Itu adalah sepotong percakapan di awal tahun 2012.
Aku sudah sejak lahir tinggal di Jawa Timur, khususnya Malang. Jawa Timur Park
pun sudah lama terbangun, sudah banyak yang berkunjung dan membicarakannya.
Tapi aku tak tahu apa-apa. Ada saat ingin kesana tapi selalu saja ada kondisi
yang melarangku berkenalan dengan Jatim Park.
Pertengahan tahun 2012:
“Jadi siapa aja nih yang bisa ikut ke JP?” tanya mantan
ketua kelas SMA melalui group facebook.
Sebagian besar mantan teman-teman
sekelas pun memunculkan nama mereka sebagai peserta rekreasi, tapi masih saja
aku tak masuk dalam daftar. Deadline
tugas kuliah menghentikanku.
Seperti biasa, bersumber dari om Wiki yang serba
tahu, katanya Jatim Park adalah sebuah tempat rekreasi dan taman belajar yang
terdapat di Kota Batu, Jawa Timur. Obyek wisata ini berada sekitar 20 km di Barat
Kota Malang, dan sudah menjadi icon
wisata Jawa Timur. Ada berbagai macam wahana bermain dan wahana pendidikan yang
menjadi pusat perhatian. Jatim Park 1 tersebut berada di Jalan Kartika No.2 dan
berdekatan dengan Klub Bunga Resort
.

6 September 2012. Pagi itu sekitar pukul 09.10 kelas mata kuliah Struktur Bangunan barusaja berakhir, yang materi kuliah dari pak Bambang itu tak penuh masuk ke otakku, dan otak beberapa temanku. Kami sudah tak sabar untuk bermain. Sejenak aku pulang ke kos untuk menyimpan laporan tugas Desain Arsitektur yang tak kecil. Lantas aku kembali ke gazebo di belakang gedung kuliahku. Hari ini aku dan beberapa temanku berencana ke Jatim Park. Setelah bertahun-tahun dan berkali-kali selalu batal, akhirnya kunjungan pertamaku ke Jatim Park 1 terlaksana juga.
Pukul 10.00 aku beranjak meninggalkan gazebo
Majapahit bersama Nastiti, Dibha, Guruh, Naufal, Rahman, Vicky, Izar dan Fikri,
menuju ke Batu. Awalnya mereka berencana berangkat pukul 08.00 tapi
beruntunglah mereka bersedia menungguku dan Vicky selesai kuliah SB.
Di tengah perjalanan sempat terpisah dari Dibha yang
dibonceng Naufal, mereka berdua pergi ke rumah Naufal lebih dulu untuk
mengambil kamera. Sesampainya di lokasi kami sempat bimbang, antara masuk lebih
dulu atau menunggu kedatangan Naufal dan Dibha.
“Ya ditunggu dah, kalau masuk
sekarang percuma dong, nggak bisa foto-foto.”kata Izar. Akhirnya kami pun duduk-duduk
di dekat pintu masuk setelah membeli tiket seharga IDR 50.000 per orang. Saat
melihat JP 1 ini aku langsung teringat pada Wisata Bahari Lamongan yang
memiliki konsep hampir sama dengan tempat wisata ini.
Akhirnya Naufal pun tiba. Kami pun masuk. Pada bagian
awal kami langsung memasuki halaman luar area edukasi yaitu taman di depan
gedung diorama Indonesia masa lalu. Kami
ambil foto bersama disana dengan seenaknya melarang pemilik kamera untuk ikut.
“Pak Zul dan Bu Adibah beserta
anak-anaknya..”celetuk salah seorang temanku, tapi aku tak ingat siapa.
Kami pun menikmati beberapa diorama seperti Prehistorical Scene, Papua and East Java
Ethnic Gallery, lalu berlanjut pada Chemical
and Biology Science Center yang menyuguhkan alat peraga organ manusia, Learning Gallery and Science Stadium dan
Outdoor Science Center. Ada gong
terbesar pula dan banyak lagi. Juga terdapat Agro Park memamerkan beberapa tanaman ber-nametag. Disini aku baru tahu, kalau ternyata bukan hanya aku saja yang
belum pernah kemari. Naufal yang rumahnya di kawasan Batu pun baru kali ini
berkenalan dengan JP 1.
Tanpa pemanasan, memasuki wahana bermain aku langsung
berkenalan dengan Pendulum.
“Ris, apa aku masih hidup?”tanya Dibha padaku setengah sadar, saat kami baru saja melepaskan diri dari pengaman wahana satu ini.
“Kayaknya sih masih, Dhib.”sahutku juga belum sadar penuh setelah dijungkir balik 3600 di ketinggian.
“Ris, apa aku masih hidup?”tanya Dibha padaku setengah sadar, saat kami baru saja melepaskan diri dari pengaman wahana satu ini.
“Kayaknya sih masih, Dhib.”sahutku juga belum sadar penuh setelah dijungkir balik 3600 di ketinggian.
Sesaat
kami berhenti di dekat Playground, memikirkan
wahana apa yang akan kami naiki berikutnya. Sempat pula melewati Games Room yang menyediakan permainan Shooting Target, Ding Dong, dll. Akhirnya kami pun memilih Spinning Coaster dengan rel meliuk-liuk,
yang kata website-nya JP wahana ini
berketinggian 20 meter dan kecepatan keretanya 40 km per jam. Wahana ini
lumayan santai, tapi membuat perutku geli dan ingin tertawa terus.

Amel dan Regy pun kemudian mencoba wahana Star Chase. Tak lama kemudian ada dua orang lagi yang menyusul Kiky dan Topan. Sempat pula kami ngerjain Amel dan Reggy dengan menyuruh mereka berdua mencoba Pendulum – yang saat itu sedang mendarat, dan membuat mereka berdua benar-benar shock saat permainan itu mengudara. Selama seharian mereka berdua menjadi pucat.
Sebelumnya
sempat pula kami bermain Bumper Car,
untuk ini sih aku hanya nonton. Selain itu juga masuk ke Rumah Hantu dan Rumah
Misteri yang nggak serem dan nggak bikin teriak sama sekali. Kami malah sibuk menerawang
apakah ada semacam sensor yang membuat lampu dan suara aneh-aneh dalam rumah
itu menyala. Setelah itu kami juga mencoba Dragon
Coaster, Bioskop 3D, Pipe House
dan mengunjungi Fish Park. Di dalam
Fish Park kami berlomba-lomba menarik perhatian ikan-ikan dan berlomba siapa
yang bisa menyentuh ikan-ikan itu.. ^-^ Just
Have Fun saat itu, tak peduli entah ada pertemuan Sketchclass atau apa. Sekali-sekali jadi asdos nakal.

Sekitar pukul 16.30 kami pergi dari JP dan aku baru
sadar Izar telah hilang sejak lama. Dia sudah pulang duluan. Dalam perjalanan
pulang itu beberapa bertukar posisi dalam mengemudikan motor, khususnya Reggy
dan Amel yang masih lemah dan pucat sejak tadi. Kami pun meluncur ke Alun-alun
Batu menuju KUD Batu yang ada di dekat sana. Sebagian senang untu membeli
beberapa botol susu dan sebagian malas membeli karena masih mual. But I felt much better setelah minum
susu ^-^
Beberapa saat kemudian kami pun akhirnya sadar kalau
kami lapar, dan langsung bergegas menuju Super Sambel Batu untuk makan, dari
pukul 17.00 hingga pukul 18.30 kami beristirahat di sana. Selanjutnya pulang ke
rumah masing-masing, aku tiba di kosku kembali tepat pada pukul 18.46.
No comments:
Post a Comment