2015-07-31

Kamboja

             “Selamat pagi!” sapa Naera pada sang kamboja yang sibuk bermain dengan mentari. Mencoba menghalangi mentari yang ingin menyapa Naera juga.

“Pagi, Mentari! Aku melihatmu! Terimakasih kau masih bersinar.”seru Naera pada mentari yang akhirnya berhasil lepas dari tangan-tangan kamboja.

“Apa kau akan berangkat bekerja hari ini?”tanya kamboja.

“Ya, bantu aku berdoa, ya! Agar hari ini semua berjalan lancar.”

“Tentu. Semangat, Na!”sahut kamboja seraya menaburkan bunga-bunganya bersama angin.

“Semangat, Naera!”seru mentari ikutan.

“Oke!”sahut Naera dengan senyum lebarnya. Lantas bergegas pergi setelah mengunci pagar rumahnya. “Sampai jumpa nanti!”

“Sampai jumpa!”

***

“Selamat malam, Na!”sapa kamboja saat Naera baru saja tiba di depan pintu pagar. “Kau baru pulang? Mentari sudah tidur.”

“Ya aku tahu.”

“Kau terlambat pulang lagi?”

“Hm..”sahut Naera tak fokus. Matanya tertuju pada saudara kamboja yang tinggal di halaman tetangga.

“Mm..kau kenapa? Apa kau tak masuk? Kenapa hanya diam di situ?"tegur kamboja. Naera masih diam. “Mm..dia si pinky, saudaraku. Kau sudah kenal, kan?”

               “Ya, aku tahu.”kata Naera akhirnya bersuara.

“Oh, hai, Naera! Kau baru pulang?” sapa kamboja merah saat menyadari keberadaan Naera yang menatapnya bermain. Kamboja merah itu sedang bercanda bersama angina dan purnama, mencoba menyembunyikan purnama yang mencoba mengintip Naera.

“Naera!”seru purnama sambil masih saja mencoba kabur dari tangan kamboja merah yang bekerja sama dengan angin.

Naera tersenyum. Namun tak sepenuh senyum purnama yang sedang semangat itu.

“Yah, kau terdiam lagi..”desah kamboja.

“Aku tak terdiam,”protes Naera, “..Aku hanya merindukan saudaramu di kota kelahiranku. Sebelum aku sampai disini, tadi aku bertemu padma aku jadi teringat teratai dan saudaramu yang tinggal serumah, lalu kini aku bertemu kalian dan purnama. Jadi secara otomatis aku teringat masa lalu.”

“Ah, aku tahu.. saat pertama kali kita akhirnya mengenal, kan?” sahut purnama.

“Ya.”jawab Naera sambil tersenyum.

“Kau benar, ini suasana yang mirip seperti hari itu. Ada kamboja dan teratai majapahit, dan kini kita bersama saudara mereka.”ujar purnama.

“Mm..jadi kalian berdua mengenal saudara kami?”tanya kamboja merah.

“Ya, saudara kalianlah yang sering menemaniku dulu. Saat aku butuh teman, seperti kalian berdua, mereka selalu ada untukku. Menyapaku di pagi hari, bermain bersama di siang hari, dan selalu ada untukku saat aku mencarinya di malam hari.”

“Apa mereka juga sering menabur bunga untukmu?”

“Ya, mereka juga menaburkan bunga untuk menghiburku atau pun memberiku selamat saat aku senang. Kami biasa bermain bersama juga dengan teman-temanku yang lainnya, dan kami sangat bahagia.”

“Hm..ya, kami memang tipe makhluk yang setia. Karena itu awas saja kalau kau melupakan kami!”

“Mana mungkin aku bisa lupa. Apa lagi pertemuan sebagus malam ini sudah terjadi dua kali dalam hidupku. Bahkan mungkin aku akan selalu menanti momen seperti ini datang lagi, dan berharap momen selanjutnya bisa lebih menyenangkan, dan semakin menyenangkan lagi..akan kutunggu hingga hari itu tiba. Jadi terimakasih, kalian semua telah hidup di bumi ini dan berteman denganku, memberiku kekuatan sehingga aku tak menyerah dari hidup ini. Terimakasih, sudah menjadi penyemangatku yang setia.”

You’re welcome!”


No comments:

Post a Comment